Masjid Baitussyakirin Unggah Lafaz Allah di Puncak Kubah

Prosesi pemasangan lafaz Allah dimulai. Melalui serangkaian estafet antarwarga yang berdiri berjejer, lafaz Allah itu sampai ke lantai III Masjid Baitussyakirin. Lantunan shalawat dari para santriwati senantiasa mengiringi.
Kiai Moh Muchsinun bersama warga, siap mengunggah lafaz Allah di puncak kubah Masjid Baitussyakirin. // KLIK gambar untuk nonton VIDEO-nya!

REPORTER/EDITOR: Dwi Roma | KENDAL | obyektif.id

ALHAMDULILLAH. Menandai tahap akhir pembangunan, Jumat Kliwon (27/8/2021), Masjid Baitussyakirin di Dukuh Ngrau, RT 02/RW 03, Desa Tunggulsari, Kecamatan Brangsong, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah sukses mengunggah atau memasang lafaz Allah di puncak kubah rumah ibadah tiga lantai yang semula berkategori musala ini.

Sukacita dan syukur dirasakan seluruh warga masyarakat setempat, yang mayoritas muslim.

Ketua RT 01 Narkham memegang lafaz Allah, yang siap dikirab keliling desa bersama seluruh warga. // KLIK gambar untuk nonton VIDEO-nya!

Sedari malam sebelumnya, mereka sudah sibuk bersiap di kediaman Abah Muchsinun, sapaan akrab Kiai Moh Muchsinun, pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Ma’had Ta’limil Qur’an Baitussyakirin sekaligus Ketua Takmir Masjid Baitussyakirin.

Pagi hari, di tempat sama, para santri dan ibu-ibu tak kalah sibuk di dapur. Di bawah komando Umi Lailatul Munawaroh –istri Abah Muchsinun, mereka menyiapkan uba rampe berupa aneka makanan, minuman, buah-buahan, jajanan pasar, hingga nasi tumpeng dengan ingkung atau lauk ayam yang dimasak utuh.

Kemeriahan kirab lafaz Allah keliling desa, yang diikuti seluruh warga dengan iringan shalawat dan rebanan. // KLIK gambar untuk nonton VIDEO-nya!

Sudah menjadi tradisi di kalangan muslim, sebelum diunggah dan terpasang, lafaz Allah itu harus dikirab keliling desa dan gelaran tasyakuran. Sebagai bentuk syiar sekaligus “pengumuman” bahwa pembangunan masjid sudah rampung dan siap untuk kegiatan peribadatan.

Meski masih di tengah Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat, kirab diikuti ratusan warga, namun dengan tetap menerapkan protokol kesehatan (prokes). Pria-wanita, tua-muda, semua larut dalam bahagia.

Kiai Moh Muchsinun khusyuk berdoa bagi kelancaran dan keberkahan pemasangan lafaz Allah di puncak kubah Masjid Baitussyakirin. // KLIK gambar untuk nonton VIDEO-nya!

Berangkat dari kediaman Abah Muchsinun, lafaz Allah itu dikirab keliling hingga ke desa tetangga, dan finish di Masjid Baitussyakirin.

Sepanjang perjalanan, kumandang takbir dan lantunan shalawat dan tetabuhan rebana tak henti mengiringi. Setiba kembali di Masjid Baitussyakirin, Abah Muchsinun langsung menyambut hangat.

Ketua Takmir Masjid Baitussyakirin Kiai Moh Muchsinun bersama lafaz Allah yang dipegang Ketua RT 01 Narkham. // KLIK gambar untuk nonton VIDEO-nya!

Uba rampe dan ragam sajian makanan pun segera tergelar di atas lembaran-lembaran daun pisang, di ruang masjid. Nasi tumpeng dan ingkung dipotong dan dibagikan. Setelah doa bersama, warga yang mengelilingi, langsung menyerbu.

Usai “pesta” singkat itu, Abah Muchsinun memimpin doa. Tak lupa, azan dan iqamah turut dikumandangkan seorang muazin.

Lantunan shalawat dengan iringan rebana dimainkan santriwati Ponpes Ma’had Ta’limil Qur’an Baitussyakirin. // KLIK gambar untuk nonton VIDEO-nya!

Prosesi pemasangan lafaz Allah dimulai. Melalui serangkaian estafet antarwarga yang berdiri berjejer, lafaz Allah itu sampai ke lantai III Masjid Baitussyakirin. Lantunan shalawat dari para santriwati senantiasa mengiringi.

Di lantai tertinggi masjid ini, sudah bersiap Kepala Desa (Kades) Tunggulsari Abdul Khamid dan Muhammad Khafidzul Muhtar, salah seorang dari 6 putra-putri Abah Muchsinun yang dipercaya memancangkan lafaz Allah di puncak kubah beton berdiameter 4 meter ini.

Nasi tumpeng plus ingkung dan aneka lauk siap tersaji. // KLIK gambar untuk nonton VIDEO-nya!

Tak memakan waktu lama, dengan dibantu warga dan Ketua RT 01 Narkham, lafaz Allah itu sudah memuncaki kubah Masjid Baitussyakirin. Sebuah tengara atau identitas kebanggaan umat Islam, sebagai bukti puncak penghambaan pada Ilahi. Sang Maha Pencipta alam semesta ini.

Selepas pemasangan, Kades Tunggulsari Abdul Khamid menyatakan turut bangga dan bersyukur, kubah Masjid Baitussyakirin sudah terpasang lafaz Allah.

Warga makan bersama sajian yang tergelar di atas lembaran daun pisang. // KLIK gambar untuk nonton VIDEO-nya!

“Ini bukti bahwa pembangunan masjid ini diberkahi. Tak sampai setahun, sudah rampung tiga lantai. Semoga Masjid Baitussyakirin ini juga semakin banyak jemaahnya dan memberikan keberkahan bagi warga sekitar, khususnya Dukuh Ngrau ini,” ungkap Pak Dul, sapaan akrab Kades Abdul Khamid, dengan raut muka bangga.

Masjid Baitussyakirin semula adalah musala dengan nama sama, yang direnovasi atau dibedah total lantaran dianggap sudah termakan usia dan tak mampu lagi menampung jumlah jemaah yang semakin bertambah.

Sejumlah santriwati Ponpes Ma’had Ta’limil Qur’an Baitussyakirin pun turut menikmati makan bersama. // KLIK gambar untuk nonton VIDEO-nya!

Hanya bermodal “bismillah” dan anggaran awal Rp 100 jutaan, serta sumbangan sejumlah dermawan, groundbreaking atau peletakan batu pertama digelar Jumat (6/11/2020) silam, oleh KH Muthohar, pengasuh Pondok Pesantren Sabilunnajah, Penjalin, desa tetangga.

Alhamdulillah, belum genap setahun sejak peletakan batu pertama itu, musala yang sekarang kami sepakati menjadi Masjid Baitussyakirin ini sudah merampungkan pembangunan tiga lantai. Tinggal finishing dan poles-poles untuk mempercantik saja. Semoga berkah,” ujar Abah Muchsinun, penuh syukur.

Ketua RT 01 Narkham menyempurnakan pemasangan lafaz Allah di puncak kubah Masjid Baitussyakirin. // KLIK gambar untuk nonton VIDEO-nya!

Momentum bersejarah kala itu dihadiri tamu undangan dari kalangan ulama dan tokoh agama setempat hingga mancanegara. Sebut saja di antaranya, KH Lubabul Maali Ahmad dan KH Faidhun Niam (pimpinan Ponpes The Holy Al Furqon Mangkang).

Tampak hadir pula tamu istimewa, Musthafa Donmez dan Hamid Aslan (pimpinan Ponpes Sulaimaniyah Banyumanik, Semarang yang merupakan cabang Sulaimaniyah Turki), serta Tami dari Filipina.

Hingga di titik ini, pembangunan Masjid Baitussyakirin telah menelan anggaran lebih dari Rp 600 jutaan dan diperkirakan bakal menyentuh angka Rp 1 miliar lebih ketika tuntas menyeluruh nanti.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *