Lepas “Garangan” di Pasar Digital

Mutik Nida & OraNgiro Management Kendal

HARI Jadi Ke-415 Kendal diwarnai revolusi bidang seni. Di tengah kelesuan aktivitas industri kesenian akibat pandemi Covid-19, para seniman kota kabupaten ini justru berani berkompetisi di pasar digital.

MEMBANGGAKAN. Setelahsekian lama malang melintang dari panggung ke panggung lewat tarikan vokal sambil memainkan kendangnya, Mutik Nida si Ratu Kendang Indonesia akhirnya merilis single perdana bertajuk “Garangan” di Hotel Sae Inn Kendal, Sabtu (25/7) malam lalu.

Di bawah label OraNgiro Management, video musik bergenre dangdut koplo karya Edy Dodot itu diluncurkan melalui pemasaran digital (digital marketing) di Facebook Ads dan Google Ads. Artinya, single ini tidak dibuat dalam bentuk fisik, namun hanya video klip yang diunggah di jagad maya: platform YouTube, fanpage (Facebook), Instagram, dan website.

Peluncuran lagu berbahasa Jawa itu sekaligus menandai grand launching OraNgiro Management, yang lahir dan bermarkas di Kendal. Sebuah perusahaan label yang dibentuk dengan semangat idealisme, untuk mendukung sekaligus mewadahi kreativitas pelaku seni lokal yang berorientasi pada nilai-nilai komersial global. Intinya, memotivasi anak-anak muda Kendal dan sekitarnya, untuk lebih inovatif dan produktif dalam berkarya.

“Tujuan kami, mengenalkan dan mengedukasi para pelaku seni tentang pengetahuan dunia digital marketing, terlebih di masa pandemi sekarang ini, agar kelak bisa turut menikmati nilai-nilai ekonomi dari apa yang mereka kreasikan,” kata Mustofa, owner/CEO OraNgiro Management.

Mengusung visi “Eksplorasi Lokal, Orientasi Global, Mengemas Kreativitas tanpa Batas”, OraNgiro Management lahir dengan semangat idealisme, untuk mendukung sekaligus mewadahi kreativitas pelaku seni lokal yang berorientasi pada nilai-nilai komersial global. “Tanpa batas ruang dan waktu. Tanpa batas patron-patron yang membelenggu. Membingkai kreativitas tanpa batas,” tutur Mustofa, praktisi digital marketing yang lahir dan besar di Kendal.

Musik, film, drama, sastra, fashion, dan modelling menjadi bagian garapan OraNgiro Management. “Bagi kami, semua itu adalah seni. Wujud kreasi yang layak diapresiasi dan digarap melalui digital marketing, yang kelak meniscaya berbanding lurus dengan nilai-nilai ekonomi,” tegasnya.

Promosi-Regenerasi

FOTO_02: MUTIK Nida si Ratu Kendang Indonesia menandatangani kontrak disaksikan CEO OraNgiro Management Mustofa dan Edy Dodot, pencipta lagu “Garangan” (dua kiri), serta Communications Division Agus Setyawan dan Talents Division Arif Suprayogi.

Tak boleh diabaikan, dukungan pemerintah untuk promosi dan upaya regenerasi pegiat seni di daerah. “Inilah hal krusial bagi perkembangan ekosistem dan industri seni, yang kini menjadi bagian dari tanggung jawab kami,” papar Agus Setyawan, communications division OraNgiro Management.

Kini, saatnya seni bisa diarahkan menjadi media komunikasi estetik. “Seni sudah saatnya mewujud sebagai fungsi ekspresi kemanusiaan. Seni yang berfungsi sebagai transfer of feeling bagi audiens,” cetus Arif Suprayogi, talents division OraNgiro Management.

Ketua Komunitas Musisi Kendal (Komik) Farid berharap, OraNgiro Management bisa menjadi media yang menaungi karya seniman dan musisi Kendal dalam format digital. “Sekarang zamannya digital dan video musik yang diunggah ke media sosial bisa mendapatkan nilai ekonomis dan bisa memajukan industri musik di Kendal,” ucapnya.

Lagu Sendiri

FOTO_03: KEKOMPAKANMutik Nida si Ratu Kendang Indonesia bersama CEO Mustofa dan tim OraNgiro Management.

Mutik Nida mengaku bangga dengan lagu karya anak Kendal ini dan menjadi tonggak sejarah bagi dirinya yang selama ini hanya meng-cover dan menyanyikan lagu milik penyanyi lain. 

“Saya senang banget ketika OraNgiro Management nyodorin lagu ‘Garangan’ untuk saya nyanyikan. Tentu saya bersyukur akhirnya bisa merilis lagu sendiri. Apalagi lagunya juga cukup unik, sehingga saya senang membawakannya,” ungkap si Ratu Kendang Indonesia bernama asli Muthiun Nutfi Nidaiyah, yang telah pula disiapkan 12 lagu lain oleh pihak label ini.

Mutik Nida berharap, lagu karya musisi Kendal ini bisa viral dan meraup popularitas di kalangan masyarakat pecinta musik, utamanya dangdut. “Inilah wujud kebangkitan Kendal untuk lebih dikenal banyak orang lewat karya-karya anak-anak mudanya yang diunggah di media sosial,” ujar perempuan berhijab kelahiran Semarang, 18 Agustus 1994 ini.

Dalam peluncuran OraNgiro Management dan single “Garangan”, juga ikut diperkenalkan karya Edy Dodot lainnya, yakni “Aku Tak Peduli” yang dinyanyikan  Syarif Hida, “Si Om” (Allisa), “Akhiri Saja” (Tanzil Firmansyah), dan “Malam Minggu” yang dilantunkan Alisa. Dimeriahkan pula dengan aksi panggung Paradox, band asli Kendal yang telah mengemas 40 koleksi lagu karya sendiri.*** 2NR

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *