Sekolah Pranikah Tingkatkan Kualitas Keluarga

Pada Januari 2021, jumlah cerai talak mencapai 42 kasus, sedangkan cerai gugat (yang diajukan istri) 97 kasus. Kemudian Februari, talak mencapai 24 kasus, sedangkan cerai gugat 69 kasus.
Wali Kota Yuliyanto memberikan sambutan, didampingi Ketua TP PKK Kota Salatiga Titik Kirnaningsih Yuliyanto dan Ketua Fapsedu Kota Salatiga Rahmat Hariyadi (pertama kanan).

REPORTER: Dian Budianto | EDITOR: Dwi Roma | SALATIGA | obyektif.id

KETUA Forum Antarumat Beragama Peduli Keluarga Sejahtera dan Kependudukan (Fapsedu) Kota Salatiga Rahmat Hariyadi mengatakan, sekolah pranikah sangat penting untuk mendukung terbentuknya keluarga berencana yang berkualitas.

Rahmat Hariyadi menginformasikan, pada Januari 2021, jumlah cerai talak mencapai 42 kasus, sedangkan cerai gugat (yang diajukan istri) 97 kasus. Kemudian Februari, talak mencapai 24 kasus, sedangkan cerai gugat 69 kasus.

Ketua Fapsedu Kota Salatiga Rahmat Hariyadi (pertama kanan) memaparkan materi seputar ketahanan keluarga.

“Artinya, angka permintaan perceraian yang diajukan oleh istri mendominasi,” ujar Rahmat Hariyadi saat menjadi pemateri dalam Workshop Bangga Kencana (Pembangunan Keluarga, Kependudukan, dan Keluarga Berencana), yang dibuka oleh Wali Kota Yuliyanto, di Rumah Dinas Wali Kota Salatiga, Kamis (20/5/2021).

Berdasar fakta itu, Rahmat Hariyadi menyampaikan pentingnya ketahanan keluarga. Menurutnya, kasus perceraian tersebut, salah satu penyebabnya adalah pabrik lebih menerima pekerja perempuan daripada laki-laki. Akibatnya, yang mengantar anak ke TK dan menunggu hingga anak pulang adalah laki-laki atau ayahnya.

Mitra Bangga Kencana Peserta peserta workshop.

“Depan rumah saya itu, TK. Jadi saya melihat sendiri. Karena lakinya tidak bekerja dan istri merasa bekerja, maka ini menjadi faktor penyebab perceraian,” ungkap mantan Rektor IAIN Salatiga ini.

Oleh karena itu, Rahmat Hariyadi menjelaskan, yang dimaksud ketahanan keluarga adalah kemampuan keluarga untuk mengelola sumber daya dan masalah yang dihadapi keluarga agar keluarga sejahtera, yaitu terpenuhinya kebutuhan seluruh keluarga (Sunarti 2001).

“Selanjutnya, indikator ketahanan keluarga dan kata kuncinya adalah keutuhan dan keakraban, meliputi komunikasi berupa saling memahami, menerima, mengisi, syukur, dan sabar, sehingga akan tercipta ketahanan ekonomi, ketahanan fisik, ketahanan sosio-psikologis, dan ketahanan sosial budaya,” tandas Rahmat Hariyadi.

Kabid Pengendalian Penduduk, Advokasi, dan Komunikasi, Informasi, dan Edukasi DP3APPKB Kota Salatiga sekaligus Ketua Panitia Budi Cahyono mengatakan, workshop bertujuan meningkatkan pengetahuan dan peranserta mitra kerja dalam program Bangga Kencana.

Peserta workshop adalah mitra Bangga Kencana, berjumlah 60 orang, terdiri atas anggota Fapsedu, PKK Kota, PKK Kecamatan, dan PKK Kelurahan, serta Kader PPKBD Kota Salatiga. Sedangkan pemateri adalah Kepala DP3APPKB Heny Mulyani, Ketua Koalisi Kependudukan Indonesia Daru Purnomo, dan Ketua Fapsedu Kota Salatiga Rahmat Hariyadi.

“Berkenan hadir Bapak Wali Kota Yuliyanto dan Ketua TP PKK Kota Salatiga Titik Kirnaningsih Yuliyanto,” “ungkap Kepala DP3APPKB Heny Mulyani di sela kegiatan.

Wali Kota Yuliyanto berharap, kegiatan workshop ini mampu meningkatkan program Bangga Kencana di Kota Salatiga.

“Kegiatan ini strategis untuk pengembangan Bangga Kencana. Bangga Kencana adalah progran nasional yang perlu kita dukung. Mohon materi yang disampaikan pemateri disimak dan didiskusikan bersama. Semoga melalui diskusi nanti akan membawa semangat baru untuk mendukung program Bangga Kencana,” pinta Yuliyanto dalam sambutanya.

Tampil sebagai pemateri pertama, Ketua Koalisi Kependudukan Indonesia Kota Salatiga Daru Purnomo, yang mengangkat tema “Peran ‘Aktor’ dalam Mewujudkan Keluarga Berkualitas dan Pertumbuhan Penduduk Seimbang”.

“Kalau kita bertanya kepada masyarakat, apa itu KB, maka jawabannya adalah alat kontrasepsi. Itu karena penekanan pemerintah adalah pengendalian penduduk. Maka sekarang dikembangkan program Bangga Kencana. Saya tanya mahasiswa, apa Anda ingin berkeluarga? Jawabannya: iya. Pertanyaan selanjutnya, berapa jumlah anak yang Anda inginkan? Jawabannya: 2. Dan umur berapa akan bangun keluarga, rata-rata perempuan menjawab pada usia 24-25, sedangkan laki-laki di usia 25-27,” paparnya.

Itu artinya, menurut Daru Purnomo, program yang diterapkan Orde Baru sudah tertanam dalam alam sadar masyarakat. Artinya, program Keluarga Berencana (KB) sebenarnya sukses. Keinginan masyarakat ingin berkeluarga kecil sudah memasyarakat.

“Untuk Kota Salatiga, petanya adalah meski pertambahan penduduk alami atau karena kelahiran sedikit, tapi pertambahan penduduk nonalami atau karena mobilitas cukup tinggi, banyak orang yang pindah dan tinggal di Salatiga,” beber Daru Purnomo.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *