KINI rokok tak sebatas candu bagi penikmatnya. Tapi sudah menjadi bagian gaya hidup. Bagaimana dengan sensasi melambung rokok tingwe alias ngelinting dhewe Temanggung, yang telah pula merambah kalangan milenial?
TREN menikmati merokok saat ini justru bukan pada merk rokok pabrikan, tapi banyak kalangan penikmat rokok justru merasakan mantap, lezat, dan nikmat dengan ngelinting dhewe (tingwe) atau membuat/melinting rokok sendiridengan mbako lembutan. Berbagai komunitas menjadikan hobi ini sebagai media ngelinting bareng.

Merajang tembakau lembutan di Temanggung, menurut musimnya, yaitu musim karo akan dimulai pada 2 Agustus 2020. Namun sebagian wilayah di lereng Gunung Sumbing sudah memulai merajang tembakau atau mbako lembutan pada akhir Juli 2020. Hasil rajangannya pun sudah terpajang di kios-kios lembutan di Temanggung.
Para penikmat rokok hasil ngelinting dhewe lebih menyukai tembakau asli Temanggung. Meskipun banyak pula beredar di pasaran tembakau Gayo Aceh, Garut, Sumedang, lembutan dari Madura dan Bojonegoro, Jawa Timur, namun peminat tembakau asli Sumbing-Sindoro lebih mendominasi.
Pada setiap jenis mbako lembutan, ada beberapa varian warna maupun rasa, misalnya lembutan kuning, hijau, dan merah, dengan cita rasa nikotin yang berbeda. Varian itulah yang kemudian membedakan harga lembutan.
Salah seorang penikmat mbako lembutan, Hedi Indra Permana mengatakan, pilihan ngelinting bukan sekadar alasan biaya lebih murah, tapi ada cita rasa kenikmatan tersendiri, yaitu tembakau original tanpa campuran saus seperti rokok pabrikan.
Rajang Manual
Teknik merajang lembutan juga berbeda dari rajangan untuk pabrikan, yaitu lebih diutamakan menggunakan alat perajang manual dengan gobang yang tajam. Hasil rajangan manual akan terlihat halus, sisi potongannya tidak mbradhul, karena ketajaman gobangnya.

Menurut Haryono, penikmat tingwe, budaya ngelinting lembutan juga bisa menjadi ajang silaturahmi, koordinasi, temu kangen, dan melek-melek, dengan cara ngelinting bareng.
Para penikmat mbako lembutan umumnya menyukai hasil rajangan yang sudah berlalu minimal 6 bulan. Alasannya, getah nikotin sudah benar-benar kering, tidak lagi berasa seperti hasil rajangan baru yang belum mengalami penimbunan.
Secara ekonomis, rokok tingwe memang bisa dibilang lebih murah. Sebab, beli eceran dengan harga hanya Rp 75 ribu saja bisa ngelinting sampai sepekan.
Sementara kaum ngelinting milenial, justru menaikkan citra ngelinting dengan slepen (bungkus/tempat rokok) kulit sapi, dompet mbako lembutan yang terbuat dari kulit asli, dan korek api bernilai ratusan ribu rupiah.*** bhp-2NR