Pesona Kampung Ragam Warna

Payung kertas dengan lukisan warna-warni merupakan salah satu ciri khas sekaligus ikon Kaliwungu, Kabupaten Kendal, khususnya Desa Kutoharjo. Romantisme kejayaan inilah yang kembali dihidupkan dan menjadi andalan Kampung Ragam Warna.
Gapura Kampung Ragam Warna. // KLIK gambar untuk nonton VIDEO-nya!

REPORTER/EDITOR: Dwi Roma | KENDAL | obyektif.id

KAMPUNG Ragam Warna Kaliwungu, seolah menggenapi keberadaan “kampung pelangi” di Kota Semarang dan Malang, Jawa Timur yang sudah lebih dulu ada. Kampung yang berlokasi di Dukuh Mranggen, Desa Kutoharjo, Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah ini menawarkan sensasi keceriaan di tengah permukiman, lengkap dengan spot foto yang memukau.

Kampung ini berada di dua rukun tetangga (RT) atau bisa dibilang dua gang, yang dihuni sekitar 100 kepala keluarga (KK). Meski tak begitu luas, namun berkat sentuhan kreatif dari warga sekitar, kampung ini menjelma menjadi obyek wisata kekinian yang menawan.

Dua payung kertas raksasa menyambut kedatangan pengunjung Kampung Ragam Warna. // KLIK gambar untuk nonton VIDEO-nya!

Di sini ada kesenian drumblek –semacam drumband dengan peralatan dari kaleng bekas, lukis, tari-tarian, dan lainnya. Ada pula sanggar seni dan homestay, yang menjadikan destinasi ini semakin hidup.

Lebih dari itu, bedanya, di Kampung Ragam Warna, dalam rentang waktu tertentu ada gelaran berbagai kegiatan kesenian atau festival serta program tahunan, di antaranya lomba melukis payung kertas.

Seorang bocah perempuan asyik mengikuti Lomba Lukis Payung Kertas, ditunggui oragtuanya. // KLIK gambar untuk nonton VIDEO-nya!

Payung kertas dengan lukisan warna-warni merupakan salah satu ciri khas sekaligus ikon Desa Kutoharjo. Sayang, keberadaan payung tradisional khas ini belakangan kian menghilang dari pandangan.

Sebagai wujud konsistensi menjaga nilai-nilai tradisi, puluhan warga melukis payung kertas dengan gambar beraneka warna. Meski tidak lagi menganut pakem, dengan gambar bunga dan burung, lukisan mereka menjadikan nilai seni payung semakin terangkat.

Payung-payung kertas yang masih polos. // KLIK gambar untuk nonton VIDEO-nya!

Puluhan payung kertas dengan aneka gambar warna-warni itu kemudian dipajang di berbagai sudut kampung, untuk mengenalkan kepada masyarakat bahwa payung kertas pernah menjadi kreasi khas kebanggaan Kaliwungu.

Demi membangkitkan kembali sekaligus melestarikan seni lukis payung kertas, untuk kali kesekian, Kampung Ragam Warna menggelar Lomba Lukis Payung Kertas bagi anak-anak usia dini, yang berekspresi di teras rumah-rumah warga setempat, Sabtu (11/12/2021).

Seorang bocah perempuan serius melukis payung kertas. // KLIK gambar untuk nonton VIDEO-nya!

Uniknya, lomba lukis dibarengkan dengan Lomba Foto, dengan obyek bidikan seputar pelaksanaan kegiatan lomba lukis dan pernak-pernik Kampung Ragam Warna.

Selain Lomba Lukis Payung Kertas dan Lomba Foto, ada pula Workshop Kartun yang menghadirkan kartunis Joko Susilo dan Workshop Lukis Ampas Kopi oleh Andre Himawan.

Workshop Lukis Ampas Kopi oleh Andre Himawan. // KLIK gambar untuk nonton VIDEO-nya!

Ketua Penyelenggara Diky Wahyu Aprilio mengatakan, Lomba Lukis Payung Kertas diikuti 60 anak dari seputar Kaliwungu. Sedangkan Lomba Foto diikuti 50 peserta dari kalangan masyarakat umum, yang berasal dari sejumlah daerah atau kota di Jawa Tengah.

Meski menawarkan hadiah jutaan rupiah, menurut Diky, kedua lomba tersebut tidak memungut biaya pendaftaran alias gratis.

Ketua Penyelenggara Diky Wahyu Aprilio. // KLIK gambar untuk nonton VIDEO-nya!

Anak-anak dibebaskan berkreativitas menuangkan sapuan cat di atas payung kertas yang disediakan penyelenggara. Sementara para fotografer tak dibatasi untuk mengabadikan tiap momen atau polah tingkah mereka.

“Tidak ada batasan bagi mereka untuk menggambar dan melukis, bisa motif bunga, burung, hingga lukisan abstrak,” ujar Diky.

Tarian, bagian dari ragam ekspresi anak usia dini di Kampung Ragam Warna. // KLIK gambar untuk nonton VIDEO-nya!

Melukis di atas payung kertas membutuhkan keterampilan dan ketelitian. Media kertas dan tidak datar ini menyulitkan bagi peserta menggoreskan cat yang tidak cepat kering.

Namun, kendala-kendala itu samasekali tak menyurutkan antusiasme anak-anak peserta lomba saat menggambar di atas payung kertas dalam ragam ekspresi masing-masing.

Tulisan raksasa warna-warni “Kampung Ragam Warna”. // KLIK gambar untuk nonton VIDEO-nya!

Kampung Ragam Warna digagas dan mulai dibangun sejak 2017 silam, dan baru diresmikan pada 9 Mei 2018.

Wiwik W Wijaya, konseptor Kampung Ragam Warna mengaku bangga atas perkembangan popularitas “kampung pelangi” yang begitu pesat dan semakin moncer, berkat konsep keguyuban, terutama di kalangan anak-anak mudanya ini.

Wiwik W Wijaya, konseptor Kampung Ragam Warna. // KLIK gambar untuk nonton VIDEO-nya!

Soliditas mereka kini semakin terkemas dalam organisasi AKKUR, yang merupakan akronim dari “Anggone Kumpul Kepengin Upayaning Rukun” atau bisa dimaknai “tujuan berkumpul karena keinginan untuk kerukunan” bagi seluruh warga Mranggen.

“Saya ingin ada duplikasi atau regenerasi dari anak-anak muda Dukuh Mranggen, yang rata-rata merupakan para pecinta alam ini, dalam pengelolaan dan pengembangan Kampung Ragam Warna,” tuturnya.

Dua anak muda setempat pengelola Kampung Ragam Warna, yang tergabung dalam AKKUR Mranggen. // KLIK gambar untuk nonton VIDEO-nya!

Wiwik berharap, destinasi wisata kekinian yang sudah “terdaftar” di Google Map dengan nama “Mranggen Ragam Warna Kaliwungu Kendal” ini tak hanya menorehkan kebanggaan secara popularitas, tapi kelak juga bisa memberikan pemasukan secara finansial yang lebih mengguyubkan dan menyejahterakan bagi warga setempat.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *