New Normal, Telaga Warna dan Telaga Pengilon Dieng Kian Sensasional

Eksotika Telaga Warna dan Telaga Pengilon masih menjadi primadona keindahan alam di Dataran Tinggi Dieng, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah. Menyandang sebutan baru di era new normal, Taman Wisata Alam (TWA) ini justru kian berasa sensasional.

REPORTER: Suparman | EDITOR: Dwi Roma | WONOSOBO | obyektif.id

PASCA dibuka kembali oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kawasan Wisata Dataran Tinggi Dieng kembali menggeliat. Ditandai dengan kunjungan masyarakat yang terus meningkat.

Setelah lebih dari empat bulan terpaksa ditutup lantaran pandemi Covid-19, kini arus kunjungan wisata ke kawasan Dieng memang berhasil memantik sukacita.

Pelataran depan pintu masuk Taman Wisata Alam Telaga Warna dan Telaga Pengilon, di Dataran Tinggi Dieng.

Meski harus mematuhi sederet protokol kesehatan, aturan baru ini justru mendorong keinginan dan rasa penasaran masyarakat untuk kembali menikmati kesejukan hamparan Dataran Tinggi Dieng.

“Meskipun sudah dibuka sejak 12 Juli 2020, namun geliat kunjungan wisatawan mulai terlihat signifikan sejak sebulan lalu. Utamanya di Telaga Warna dan Telaga Pengilon,” jelas Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Pesona Bima Dieng Suparman kepada obyektif.id, Rabu (28/10/2020).

Protokol Kesehatan

Pelayanan kepada pengunjung Telaga Warna dan Telaga Pengilon maupun pemanduan (guiding) wisata yang dilakukan para anggota Pokdarwis di Dieng, sudah tentu sesuai protokol kesehatan Covid-19.

“Wajib masker, cuci tangan dengan sabun sebelum masuk kawasan, jaga jarak aman, dan tidak boleh ada kerumunan massa,” tegas Suparman.

Dia berharap, dengan kehadiran kembali para pelancong, maka para pedagang kecil dan pelaku usaha pendukung kepariwisataan di Kawasan Wisata Dieng pun turut menggeliat. Roda perekonomian mereka, yang sempat terpuruk beberapa bulan belakangan, kini kembali menggelinding.

Sejumlah pengunjung menjelajahi eksotika keindahan Taman Wisata Alam di Dataran Tinggi Dieng.

Yuli Setyanto, seorang pengunjung asal Temanggung, Jawa Tengah yang ditemui di lokasi mengatakan, pembukaan kembali objek wisata andalan di Kawasan Dataran Tinggi Dieng sudah dirindukan masyarakat sebagai tujuan berlibur ke destinasi wisata alam.

“Kita paham dan maklum, semuanya harus menaati prosedur dan protokol kesehatan, demi semuanya sehat. Karena kita tidak tahu, siapa yang sedang membawa virus itu (Covid-19) dan kita semua tidak mau tertular, namun tetap bisa menikmati objek wisata,” papar Yuli.

Melalui Pokdarwis Pesona Bima Dieng, para pemandu wisata juga dibekali pemantapan pelayanan dengan Sapta Pesona Pariwisata. Melayani pengunjung dengan sopan santun dan senyum, dan tetap jaga jarak dengan wisatawan.

Taman Wisata Alam

Sebutan baru di era new normal untuk destinasi ini adalah Taman Wisata Alam (TWA) Telaga Warna-Telaga Pengilon.

Data pada Pokdarwis yang dihimpun dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata setempat  menyebutkan, sebelum Covid-19 (Januari-Maret 2020), TWA dikunjungi tak kurang dari 425 ribu orang dan menghasilkan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) mencapai Rp 3 miliar.

Taman Wisata Alam Dieng menerapkan “Kawasan Wajib Memakai Masker,” dengan pengawasan ketat petugas yang selalu siaga menggenggam thermogun di tangan.

Ini menunjukkan bahwa TWA Telaga Warna-Telaga Pengilon Dieng sudah menjadi primadona perekonomian kedua masyarakat setelah pertanian.

Maka dengan dibukanya kembali TWA ini, bakal mendorong kembali bangkitnya perekonomian di Dataran Tinggi Dieng.

Mulai Bangkit

Seorang pedagang kakilima, Budiono yang juga pengurus Paguyuban Pedagang Terminal Syailendra Dieng mengaku senang dengan kehadiran kembali wisatawan ke TWA Kawasan Dieng.

“Sejak Pandemi Covid-19, usaha dagang saya banyak mengalami penurunan, bahkan merugi, karena tidak ada pengunjung. Sekarang sudah mulai bangkit, terutama saat akhir pekan,” ujar Budiono.

Pada liburan panjang selama lima hari ini, para pedagang menyambut dengan suka cita, karena pengunjung banyak berdatangan ke Dieng.

Meskipun harus menyediakan tempat cuci tangan dan sabun di depan kios, Budiono tetap meniikmatinya sebagai suasana baru, dengan semangat baru.

Para pedagang kecil di Kawasan Wisata Dieng, seperti diungkapkan Budiono, tidak memiliki usaha lainnya.

“Kami menggantungkan hidup dari jualan, dengan sasaran pembeli adalah para wisatawan Dieng,” tutur Budiono.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *