UKSW Dorong Pemerintah Kembali Galakkan Tes Cepat

“Kita harus bergerak lebih cepat dari Covid-19, supaya virus ini justru tidak menggulung kita,” tegas Rektor UKSW Salatiga Neil Semuel Rupidara.
Internal UKSW selalu menerapkan protokol kesehatan ketat, termasuk rutin melakukan penyemprotan disinfektan di ruangan dan lingkungan kampus.

REPORTER: Dian Budianto | EDITOR: Dwi Roma | SALATIGA | obyektif.id

REKTOR Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga Neil Semuel Rupidara menyampaikan keprihatinannya terkait lonjakan kasus positif Covid-19 secara global yang tengah terjadi saat ini.

Ditemui melalui platform Zoom Meeting, Senin(28/6/2021) siangNeil Rupidara mengatakan bahwa hal ini perlu menjadi perhatian bersama.

Peningkatan kasus Covid-19 yang kembali signifikan, menurutnya berasal dari penyebaran lintas wilayah, dimulai sejak terjadinya tradisi mudik menjelang Hari Raya Idul Fitri yang lalu. Hal ini berdasarkan data yang menunjukkan tingginya kasus positif baru pada daerah-daerah yang menjadi asal dan tujuan mudik.

Tingginya jumlah masyarakat yang antusias ingin melakukan tes swab antigen maupun PCR dengan berbagai alasan di sejumlah fasilitas laboratorium, menurut Neil juga dapat menimbulkan titik penyebaran baru.

Neil menjelaskan, dengan naiknya jumlah kasus positif, bukan tidak mungkin lokasi tes yang luasnya tidak seberapa dengan kerumunan masyarakat dalam jumlah besar, maka dapat terjadi penyebaran virus.

“Kita tentu menaruh empati dan simpati pada lonjakan kasus positif di Indonesia dan Salatiga khususnya. Namun yang perlu menjadi fokus kita saat ini adalah solusi untuk kembali menekan angka penyebarannya,” ujarnya.

Neil mengatakan, Indonesia masih relatif lemah dalam melakukan kontrol terhadap masyarakat. Masyarakat pun agaknya mulai abai dengan protokol kesehatan.

Neil menekankan pada perlunya kesadaran masyarakat untuk memiliki sikap patuh pada prokes 5M: memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, membatasi mobilitas, dan menghindari kerumunan.

Galakkan 3T

Terlepas dari kondisi ini, Neil Rupidara mendukung langkah pemerintah dan mengapresiasi kerja keras tenaga medis yang telah berjuang di garda terdepan. Pihaknya mendorong agar 3T, yakni testing (pemeriksaan dini), tracing (pelacakan), dan treatment (perawatan) untuk kembali digalakkan dan dilakukan lebih cepat.

“Pemerintah dapat mengaktifkan kembali mekanisme skrining awal yang beberapa waktu sudah tidak digunakan lagi, yakni dengan tes cepat (rapid test) antibodi maupun GeNose. Meskipun harus mundur satu level, namun langkah ini dapat membantu pemerintah dalam melakukan treatment. Kita harus bergerak lebih cepat dari Covid-19, supaya virus ini justru tidak menggulung kita,” tegas Neil.

Neil mengungkapkan, sejak Senin (28/6/2021), UKSW membantu upaya pemerintah dalam penanganan Covid-19 dengan melakukan skrining awal pada mereka yang mengalami gejala dan atau kontak erat positif Covid-19, dengan menggunakan tes cepat GeNose.

Ketua Satgas Pencegahan dan Penanganan Covid-19 UKSW Pdt Onesimus Dani membenarkan, GeNose dipilih sebagai langkah awal melakukan skrining secara cepat bagi internal UKSW. Namun, menurutnya, GeNose tidak memberikan hasil final dan hanya bersifat sementara.

“Kondisi ini dipicu dengan overload-nya fasilitas tes swab PCR di sejumlah Puskesmas di Kota Salatiga, yang menyebabkan mereka menutup layanan bagi kasus-kasus baru. Apabila nanti tumpukan antrean tes sudah menurun, maka bagi mereka yang bergejala maupun kontak erat tetap harus tes PCR,” jelasnya.

Saat ini, UKSW membuka layanan GeNose masih terbatas bagi sivitas akademika. Menurut Onesimus, tes dibuka setiap hari mulai pukul 10.00-12.00 di Gedung A UKSW. Waktu selanjutnya akan ditentukan kemudian, dengan melihat perkembangan yang ada.

Onesimus Dani juga mengimbau agar masyarakat Kota Salatiga untuk tetap melaksanakan protokol kesehatan dengan 5M, yakni memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, membatasi mobilitas, dan menghindari kerumunan.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *