Mainan MasterKidz Indonesia Tembus Amerika Serikat

“Mainan edukasi ini bukan sekadar mainan biasa, tapi bisa digunakan untuk pendidikan anak masa depan,” ujar Direktur PT MasterKidz Indonesia Chan Chun Ho atau Andy Chan.

REPORTER: Eko Purwanto | EDITOR: Dwi Roma | KENDAL | obyektif.id

DARI Kabupaten Kendal, sebanyak lima kontainer berisi mainan buatan PT MasterKidz Indonesia, perusahaan mainan yang berada di Kawasan Industri Kendal (KIK) siap diberangkatkan untuk melakukan ekspor perdana ke Amerika Serikat. 

Ekspor perdana mainan buatan PT MasterKidz Indonesia itu dilepas secara simbolis oleh Kepala Kantor Bea Cukai Semarang Sucipto, Direktur PT KIK Stanley Ang, dan Direktur PT MasterKidz Indonesia Chan Chun Ho, Rabu (6/1/2021).

Pengguntingan pita serentak oleh Kepala Kantor Bea Cukai Semarang Sucipto, Direktur PT KIK Stanley Ang, dan Direktur PT MasterKidz Indonesia Chan Chun Ho (Andy Chan).

Direktur PT MasterKidz Indonesia Chan Chun Ho atau Andy Chan mengatakan, ekspor perdana mainan edukasi ini menuju Amerika Serikat.

“Permainan ini dibuat bukan hanya untuk dilihat, tapi bisa dimainkan untuk memberikan pendidikan kepada anak-anak,” jelasnya.

Andy Chan menerangkan, prinsip mainan ini adalah jika hanya mendengar bisa lupa, jika bisa lihat akan mudah lupa, tapi jika dimainkan dan dibuat dengan tangan tidak akan lupa, sehingga dapat menjadikan mainan edukasi ini lebih digemari pasar di luar negeri.  

“Mainan edukasi ini bukan sekadar mainan biasa, tapi bisa digunakan untuk pendidikan anak masa depan,” ujarnya.

Pajak Ditangguhkan

Sementara Kepala Kantor Bea Cukai Semarang Sucipto mengatakan, pihaknya memberikan fasilitas fiskal kepada perusahaan yang menggunakan bahan baku dari luar negeri dan diekspor. 

Direktur PT MasterKidz Indonesia Chan Chun Ho (Andy Chan) dan Direktur PT KIK Stanley Ang di depan mobil kontainer ekspor perdana.

Sementara PT MasterKidz Indonesia yang masuk dalam kawasan berikat, impor barang bea masuk dan pajak ditangguhkan dulu. 

“Untuk yang di sini, barang yang diimpor kelihatannya dipasarkan ke luar negeri semua, sehingga pengawasannya lebih ketat,” ungkapnya.

Petugas bea cukai ditempatkan pegawai di kawasan pabrik dan ada kamera pengawas yang akan melakukan pengawasan keluar-masuk barang.

Direktur KIK Stanley Ang menyebutkan, saat ini ada sejumlah perusahaan yang sudah mulai membangun perusahaan di KIK, meski dalam situasi pandemi. 

“Kami berharap, setelah pandemi berakhir, pabrik yang sedang dibangun ini bisa mulai berproduksi dan banyak menyerap tenaga kerja,” katanya.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *