Oppsi Junjung Tinggi Empati dan Perkuat Silaturahmi

Aktif di beberapa kegiatan bidang keagamaan, seni budaya, sosial dan olahraga, kekompakan Oppsi dari generasi ke generasi semakin terbukti.
Pemudi Oppsi bersama kiai usai pengajian di acara halal bihalal Idul Fitri lalu.

REPORTER: Mutabingun | EDITOR: Dwi Roma | TEMANGGUNG | obyektif.id

SEBAGAI bagian dari Karang Taruna Arga Cendekia, Desa Tlogopucang, Kecamatan Kandangan, Kabupaten Temanggung, Organisasi Pemuda dan Pemudi Wonosari (Oppsi) sudah kukuh berdiri sejak kepemimpinan Irfai, di bawah bimbingan Muroji, kepala Dusun Wonosari.

Soliditas Oppsi, bahkan sudah sedari beberapa generasi sebelumnya. Namun nama Oppsi baru muncul di tiga generasi terakhir, baru-baru ini.

Digagas oleh Sawab dan kawan-kawan, Oppsi dipilih sebagai nama dan dipatenkan sampai sekarang.

Ketua Oppsi dari tiga generasi terakhir, Irfai (kiri), Miftakhul Khoir (tengah), dan Isnaeni (Ahonk).

Tiga generasi terakhir yang mulai menyandang nama Oppsi adalah periode kepemimpinan Irfai, Miftakhul Khoir, dan Isnaeni (Ahonk).

Menjunjung tinggi empati, memperkuat silaturahmi, dan saling peduli adalah misi Oppsi selama ini.

Aktif di beberapa kegiatan bidang keagamaan, seni budaya, sosial dan olahraga, kekompakan Oppsi dari generasi ke generasi semakin terbukti.

Sosial Keagamaan

Saat ini program kerja (proker) yang menjadi andalan Oppsi adalah kegiatan di bidang sosial dan keagamaan, seperti kepanitiaan pengajian, yasinan, dan tahlilan rutin. Termasuk yasinan pemuda-pemudi selama tujuh hari, ketika ada salah satu warga yang meninggal dunia, serta mengadakan lomba untuk anak-anak TPQ, dan lain sebagainya.

Pembawa acara (MC) tiga bahasa, Eva Ariyanto (kiri), Siti Hudaiyah (tengah), dan Ataka Badriduja (kanan).

Tak hanya itu, kegiatan di bidang keagamaan yang paling dinanti adalah pengajian tahunan, yaitu pengajian halal bihalal di bulan Syawal.

Setiap gelaran halal bihalal, Oppsi selalu berhasil menggiring seluruh pemuda-pemudi se-Desa Tlogopucang untuk hadir dan berpartisipasi.

Pengajian pemuda yang dikemas apik dan kreatif menjadi daya tarik tersendiri, dengan suguhan kreativitas anak-anak muda pra-acara. Sebut saja, di antaranya sajian musikalisasi puisi, Tari Saman, kolaborasi angklung-rebana, dan parodi grup band.

Penampilan Rebana Nurul Fataa dari Oppsi.

Aksi-aksi menarik itu semakin menambah daya tarik bagi pengunjung, ketika pengajian dihelat oleh tiga pembawa acara (Eva Ariyanto, Siti Hudaiyah, dan Ataka Badriduja) dengan tiga bahasa.

Di bidang kesenian, Oppsi memiliki dua organisasi kesenian berprestasi, baik kesenian tradisional maupun kesenian religi, yakni kesenian tradisional Angklung Tapak Asta dan Rebana Nurul Fataa.

Di bidang olahraga pun tak kalah gaya. Oppsi punya Klub Sepakbola Merpati Putih dan Klub Bolavoli Genpen.

Jaga Program Kerja

Isnaeni alias Ahonk, ketua Oppsi saat ini mengatakan, program kerja atau kegiatan yang sudah berjalan dengan lancar ini harus selalu tetap dijaga.

Pemuda Oppsi sambut pengunjung pengajian.

“Rasa empati, saling peduli, serta jalinan tali silaturahmi harus kita junjung tinggi. Karena itulah yang akan menjadi jatidiri para pemuda dan pemudi Dusun Wonosari,” tegas Ahonk, yang mumpuni dalam urusan elektronik dan punya usaha jasa servis aki di Ngaliyan, Maron, Temanggung.

Ahonk berharap, melalui kekompakan dan kreativitas pemuda-pemudi selama ini, suatu saat nanti nama Oppsi bisa mengharumkan Desa Tlogopucang, khususnya Dusun Wonosari.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *