Dieng, Keindahan Negeri Kahyangan nan Menantang

Pesona alam Dieng dengan fenomena magis, menyuguhkan sejuta keindahan Negeri Kahyangan. Negeri para dewa yang kini menjadi surga wisata bagi pemburu sunrise dan sunset.

REPORTER: Suparman | EDITOR: Dwi Roma | WONOSOBO | obyektif.id

WISATA Dataran Tinggi Dieng sudah terkenal sejak dulu. Bahkan sejak zaman kolonial Belanda, 1911 silam. Ketika itu pesona Dieng sudah mulai dipromosikan oleh Pemerintah Hindia Belanda ke wilayah Eropa.

Pasang surut kunjungan wisatawan memang pernah dialami. Namun paling drastis saat krisis moneter terjadi.

Setelah 2004, Dieng kembali dirindukan para pelancong untuk membuktikan keelokan alamnya berupa candi, telaga, maupun keindahan puncak Gunung Dieng.

Gapura Rest Area & Basecamp Sunset-Sunrise Bisma.

Gerakan Sadar Wisata di 2015 membuat para pelaku wisata di Dieng membentuk Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis). Dari situlah mereka mengeksplorasi Dieng sampai ke banyak sudut pandang di kawasan puncak Dieng.

Maka lahirlah Bukit Sikunir, yang belakangan menjadi tren wisata adventure atau petualangan.

Tak kalah asiknya jika wisatawan menapaki Negeri Kahyangan di puncak Gunung Bisma.

Tetap Dibuka

Meski di masa pandemi Covid-19, pendakian ke puncak Bisma tetap dibuka, dengan penerapan protokol kesehatan. Jalur pendakiannya lewat Desa Sikunang, dengan jadwal pendakian pada Jumat, Sabtu, dan Minggu.

Para pemandu wisatanya sudah berpengalaman menyisir Bumi Kahyangan, bersama 500 pendaki setiap pekannya.

Pesona sunrise atau matahari terbit di balik pegunungan yang menawan, dilihat dari puncak Gunung Bisma.

Kepala Desa Sikunang Nur Amin kepada obyektif.id mengatakan, Sikunang berpotensi tak kalah dari Sikunir, dengan daya magnet tersendiri. Maka pemuda desa bergerak untuk membuat destinasi Negeri Kahyangan.

“Utamanya saat weekend dan pada hari libur panjang seperti Lebaran, Natal dan Tahun Baru, para pengunjung menginap di homestay untuk menikmati pendakian Gunung Prau, puncak Sikunir, dan kemudian Gunung Bisma,” ujar Nur Amin.

Purwaceng-Carica

Pengelolaan pendakian Gunung Bisma ini bekerjasama dengan Perum Perhutani melalui Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Sikunang, dengan melibatkan banyak komunitas pecinta alam dan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Si Singa, Desa Sikunang.

Ada yang menjadi daya tarik fenomenal di sini, yaitu potensi tanaman tradisional Purwaceng dan Carica. Purwaceng adalah ginseng Jawa yang mampu meningkatkan stamina pria maupun wanita.

Tarian para dewa yang kerap disuguhkan di Dataran Tinggi Dieng untuk menghibur wisatawan.

“Ketika mau mendaki, biasanya mereka minum Purwaceng dulu, sehingga mereka kuat sampai atas, karena memang sudah tersugesti minuman ginseng Jawa ini,” ungkap Nur Amin.

Pendakian Gunung Bisma lewat Sikunang merupakan daerah zona II di kawasan Dieng. Sedangkan zona I-nya adalah komplek Candi Arjuna, Kawah Sikidang, Telaga Warna dan Telaga Pengilon, serta pendakian Gunung Prau dan Bukit Sikunir.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *