Makna Haul Akbar 1 Abad Mahaguru Ulama Nusantara

Haul 1 Abad Sayyid Hasan Kendal merupakan haul akbar yang kali pertama digelar. Selama ini pihak keluarga sebenarnya selalu menggelar haul secara terpisah, karena keluarga Bani Sayyid Hasan Kendal terpencar di berbagai daerah.
Sejumlah peziarah peserta haul khusyuk berdoa di Makam Sayyid Hasan Kendal. // KLIK gambar untuk nonton VIDEO-nya!

REPORTER/EDITOR: Dwi NR | KENDAL | obyektif.id

TAK banyak yang tahu, di Kendal Kota ternyata terdapat makam tokoh penyebar agama Islam bernama Sayyid Hasan bin Shodaqoh bin Zaini Dahlan, yang kemudian lebih dikenal dengan Sayyid Hasan Kendal dan mendapat gelar Mahaguru Ulama Nusantara.

Sayd Hasan Kendal merupakan keturunan ke-29 Sulthonul Aulia Syekh Abdul Qodir Jaelani sekaligus keturunan ke-41 Nabi Muhammad SAW. 

Ratusan peserta Haul Akbar 1 Abad Sayyid Hasan Kendal mengelilingi Makam Sayyid Hasan Kendal. // KLIK gambar untuk nonton VIDEO-nya!

Hal itu terungkap saat Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Kendal Kiai Haji (KH) Asro’i Thohir, wakil dari keluarga besar Sayyid Hasan Kendal membacakan riwayat singkatnya, dalam acara Haul Akbar 1 Abad Sayyid Hasan Kendal di Pemakaman Umum Grabag, Gang Apel, Jalan Pahlawan Dua, Kelurahan Langenharjo, Kecamatan Kendal Kota, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, Jumat (29/12/2023).

Saat membacakan riwayat, Asro’i Thohir yang merupakan suami dari cucu murid sahibul haul, mengungkapkan pertemuannya dengan Hj Khanifah Dahlan –salah satu cucu keturunan Sayyid Hasan– yang kemudian sepakat untuk menggelar Haul Akbar 1 Abad Sayyid Hasan Kendal.

KH Asro’i Thohir menjelaskan, Haul 1 Abad Sayyid Hasan Kendal merupakan haul akbar yang kali pertama digelar. Selama ini pihak keluarga sebenarnya selalu menggelar haul secara terpisah, karena keluarga Bani Sayyid Hasan Kendal terpencar di berbagai daerah.

Makam Sayyid Hasan Kendal tampak begitu terawat. // KLIK gambar untuk nonton VIDEO-nya!

Asro’i Thohir pun pun lantas menceritakan riwayat singkat Sayyid Hasan Kendal yang datang langsung dari Makkah ke Nusantara pada awal tahun 1900-an, dengan perjalanan yang luar biasa sulit.

“Namun, dengan semangat menegakkan kalimat Allah, maka tidak ada kata sulit dan berat bagi Sayyid Hasan untuk berdakwah,” kata KH Asro’i Thohir.

Kali pertama datang di Bumi Nusantara, Sayyid Hasan tinggal di Jambi. Setelah beberapa waktu, Sayyid Hasan pun pindah ke Sulawesi.

Ketua MUI Kabupaten Kendal KH Asro’i Thohir saat membacakan riwayat singkat Sayyid Hasan Kendal. // KLIK gambar untuk nonton VIDEO-nya!

Tak lama di Sulawesi, Sayyid Hasan meneruskan perjalanan dakwahnya di Kendal, yang kemudian menetap sampai akhir hayat di kota kabupaten ini.

Sayyid Hasan memiliki tiga putra. Putra pertama bernama Sayyid Haidar Dahlan, yang juga santri dari KH Hasyim Asy’ari, tinggal di Lasem, Jawa Timur. Putra kedua, Sayyid Shodaqoh tinggal di Garut.

Putra ketiga, Sayyid Zaini Dahlan yang kemudian kembali ke Makkah dan menjadi guru besar pengembang mazab Syafi’i, mengikuti adik dari kakeknya.

Ketua MUI Kabupaten Kendal KH Asro’i Thohir. // KLIK gambar untuk nonton VIDEO-nya!

Sayyid Ahmad bin Zaini Dahlan yang lebih dulu jadi ulama besar di Makkah, juga merupakan guru para ulama besar Nusantara.

Menurut riwayat yang disusun salah satu murid Sayyid Hasan, yaitu KH Abdul Khoir (Kaliwungu, Kendal), tiada hari-hari Sayyid Hasan tanpa mengajar. Meski dulu belum ada tunjangan profesi, namun semangat Sayyid Hasan dalam mengajar luar biasa dan hanya mencari ridho Allah.

“Saat di Kendal, Sayyid Hasan tinggal di dekat sebuah madrasah di sebelah utara Masjid Agung Kendal, sehingga banyak muridnya yang kemudian jadi tokoh di Kabupaten Kendal.

Salah seorang peserta Haul Akbar 1 Abad Sayyid Hasan Kendal terlihat khusyuk berdoa. // KLIK gambar untuk nonton VIDEO-nya!

Ketua MUI Kendal KH Asro’i Thohir menambahkan, Sayyid Hasan tidak meninggalkan bangunan fisik, seperti rumah tinggal.

“Peninggalan berupa bangunan fisik memang tidak ada, tapi pengaruh ilmunya sangat dirasakan masyarakat hingga sekarang. Selain itu memiliki banyak santri yang terus-menerus menyebarkan ilmunya,” terangnya.

Meski tak pernah bertatap muka secara langsung, paparan riwayat tersebut dibenarkan Hj Khanifah Dahlan, salah satu cucu keturunan Sayyid Hasan yang kini menjabat sebagai Wakil Rektor Universitas Wahid Hasyim (Unwahas) Semarang.

Hj Khanifah Dahlan, salah satu cucu keturunan Sayyid Hasan yang kini menjabat sebagai Wakil Rektor Universitas Wahid Hasyim (Unwahas) Semarang. // KLIK gambar untuk nonton VIDEO-nya!

“Riwayat beliau, Sayyid Hasan Kendal memang seperti itu. Saya tak cukup tahu, apalagi mengenai ajaran atau perjalanan dakwah beliau, karena saya tidak menangi ataumengalami sendiri, tidak pernah bertatap muka secara langsung dengan beliau,” tutur Khanifah.

Beberapa santri atau murid Sayyid Hasan yang menjadi ulama besar di Kendal, di antaranya adalah KH Abdul Khamid Kendal,penyusun Kitab Jawahirul Asani yang merupakan syarah dari Kitab Manaqib Syekh Abdul Qodir Jaelani. Buku ini diterbitkan di Mesir.

Kemudian ada KH Hisyam, pengarang Kitab Ma’rifaturrahman dan penerjemah Kitab Nadhom Darori karya Wali Hadi Kendal yang dicetak di Bombay, India.

Pengasuh Ponpes Al Ishlah Mangkang Kulon, Semarang KH Ahmad Khador Ikhsan saat memberikan tausiyahnya. // KLIK gambar untuk nonton VIDEO-nya!

Santri lainnya adalah KH Abdurahman Husein yang dikenal sebagai sastrawan Kendal, pernah menjabat Rois Syuriah (kedua) Nahdtalul Ulama (NU) Kendal, dan pengarang Kitab Khoirotun Chisan, yang dicetak di Banten.

Masih ada juga KH Abdul Khoir bin Kiai Haji Abdul Mannan, pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Sarean, Kaliwungu, Kendal yang menulis 33 buah kitab, antara lain Kitab Almuannaq Syarah Sulam Munawaroq dan Durotun Nadhidah.

Dari riwayat tersebut dapat disimpulkan bahwa sejak dulu sebenarnya para ulama Nusantara, khususnya Kendal sudah banyak yang mendunia alias go international.

Grup rebana yang melantunkan Sholawat Nabi di acara Haul Akbar 1 Abad Sayyid Hasan Kendal. // KLIK gambar untuk nonton VIDEO-nya!

Karena itu, sebagaimana tausiyah yang disampaikan KH Ahmad Khador Ikhsan, sudah sepatutnya generasi saat ini mengikuti jejak para ulama tersebut.

Di akhir tausiyahnya, Pengasuh Ponpes Al Ishlah Mangkang Kulon, Semarang itu mengajak seluruh yang hadir atau jemaah, untuk terus merawat dan nguri-uri tradisi baik tersebut, yaitu haul untuk para ulama.

Menurut Khador, kita semua bisa seperti ini juga berkat jasa dan perjuangan para ulama, terutama Sayyid Hasan Kendal sang Mahaguru Ulama Nusantara yang sangat besar jasanya bagi negeri ini.

Bergulir mulai selepas Shalat Jumat hingga sore hari, Haul Akbar 1 Abad Sayyid Hasan Kendal dibuka dan dipungkasi dengan sholawat diiringi rebana yang menyejukkan hati.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *