PSIS Semarang, Haruskah #SergioOut?

Dengan masih bermain seperti ini, tidak menutup kemungkinan Manajemen PSIS Semarang wajib mendengar aspirasi para suporter untuk terus menaikkan tagar #SergioOut.
Skuad PSIS Semarang di BRI Liga 1 2022/2023.

REPORTER: Herry Santoso | EDITOR: Dwi Roma | SEMARANG | obyektif.id

MENAPAKI pekan ke-6 BRI Liga 1 2022/2023, PSIS Semarang kembali menerima hasil buruk saat melawat ke Surabaya. Lagi-lagi, kekalahan menyapa Laskar Mahesa Jenar. Ini adalah kekalahan ketiga yang harus dialami PSIS Semarang.

Performa yang semakin menurun dalam setiap pertandingan terasa sekali. Bahkan sampai pekan ke-6, untuk sementara Laskar Mahesa Jenar hanya “mampu” mengumpulkan 7 poin dari 2 kali kemenangan, 1 kali imbang, dan selebihnya catatan kekalahan.

Pertandingan tandang PSIS Semarang kontra Arema FC Malang.

Kalimat tanya patut dilemparkan, ada apa dengan PSIS Semarang? Dengan materi pemain yang mumpuni dan kontrak pemain yang sangat besar. Bahkan 11 pemain pertama di setiap laga PSIS, angka kontraknya di atas Rp 1 miliar.

Semua pemain yang mengisi skuad PSIS adalah tipe pemain “berkelas.” Dari lini depan sampai lini belakang, terdapat beberapa pemain yang sudah berpengalaman di kompetisi sepakbola Indonesia.

Grafik performa yang semakin melorot bisa dilihat dari setiap pertandingan. Pola strategi yang tidak jelas, “nyaman” dengan memainkan pola long ball bukan sistem build up dari lini belakang, dan jarak antarlini yang terlalu jauh untuk “meminta” bola.

Bahkan kesannya jika terlalu menyerang harus tanpa ada proses delay, kemudian saat kehilangan bola, beberapa pemain seolah-olah bingung dan terlalu menjauh dari pergerakan tim lawan, ataupun dengan strategi counter attack yang tidak berjalan mulus.

Faktor mental bertanding sampai peluit panjang dibunyikan memang perlu diperbaiki. Termasuk faktor fisik dan stamina. Kecolongan di menit terakhir, bahkan saat waktu injury time seharusnya sudah menjadi pembelajaran saat menerima kekalahan dari Arema. Meskipun saat itu PSIS Semarang bermain apik. Artinya, dari enam pertandingan, hanya saat melawan Arema, Laskar Mahesa Jenar bermain dengan kolektivitas dan disiplin tinggi.

Pelatih Sergio Alexandre sendiri terlihat masih rancu dan bimbang untuk menentukan para pemain yang mengisi line up 11 pertama. Bahkan mungkin kadang memaksakan pemain untuk bermain seperti keinginannya, meski terlihat beberapa pemain belum nyaman dengan pergerakan yang harus diminta. Akibatnya, para pemain bingung dengan apa yang harus dilakukan saat sudah berada di lapangan.

Selalu kebobolan dalam setiap laga, seharusnya sudah menjadi nilai minus untuk sebuah perbaikan. Sejak laga pramusim Piala Presiden 2022 sampai sekarang, Laskar Mahesa Jenar tidak pernah clean sheet.

Absennya goal getter Fortes sejak kick off Liga 1, seharusnya sudah bisa ditambal dengan kemampuan pemain lain atau bisa diubah dengan memainkan strategi yang berbeda.

Masih banyak beberapa pemain yang bisa mengisi lini depan yang kosong dengan perubahan skema yang berbeda. Ambil contoh saat bertandang ke Arema FC Malang, PSIS saat itu bermain berbeda dari pertandingan sebelumnya.

Boleh jadi adalah beban untuk selalu memetik kemenangan dalam setiap laga. Karena mungkin itu tuntutan sebagian suporter manapun. Tapi setidaknya, beri satu alasan yang masuk akal dan logis, dengan cara yang benar-benar bermain sepakbola modern.

Sebagai tambahan dalam eksploitasi serangan lawan, sejak pramusim Piala Presiden 2022, sisi kiri adalah sasaran empuk untuk selalu diserang. Ini mengapa direct link sisi kiri akhirnya “putus”, bahkan saat melakukan serangan balik.

Dengan masih bermain seperti ini, tidak menutup kemungkinan Manajemen PSIS Semarang wajib mendengar aspirasi para suporter untuk terus menaikkan tagar #SergioOut.

Pertanyaan terakhir timbul dalam benak saya, apakah sebenarnya Laskar Mahesa Jenar miskin taktik? Harusnya berikanlah sebuah harapan dengan menerima kekalahan secara terhormat melalui cara bermain yang cantik, kolektivitas tinggi, fighting spirit sampai 90 menit.

Karena bagi saya, permainan monoton dan template sekarang menjadi ciri khas Laskar Mahesa Jenar dalam setiap laga sampai pekan ke-6 ini.

Berbenahlah, PSIS Semarang. Sebab, jika dilihat dari analisa dan statistik dalam permainan sekarang, 10 besar mungkin adalah sebuah keberuntungan. Bahkan tidak mungkin permainan sekarang yang kita tonton, posisi di atas 10 besar adalah kelayakan. Bukan sesuai target 3 besar.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *