“Joyfull Learning” Pendidikan Agama Islam di Era Digital

Joyfull learning merupakan sebuah metode pembelajaran baru yang harus kita terapkan di era digital saat ini. Sebab, di era digitalini banyak media sosial (medsos) dan aplikasi-aplikasi yang dapat mendukung penerapannya.

LITERASI: Fitriyatu Wahyuni

PENDIDIKAN merupakan kebutuhan pokok yang harus dipenuhi oleh manusia. Dalam pendidikan, kita akan mendapatkan berbagai macam pengetahuan dan wawasan yang lebih.

Salah satu mata pelajaran di pendidikan umum adalah pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) yang mengajarkan kita dalam hal pengetahuan dan pembangunan akhlak yang baik. Karena PAI menjadi pacuan perilaku siswa, baik dan buruknya di sekolah, di rumah, maupun di lingkungan lainnya.

Pembelajaran PAI di zaman dulu sering menggunakan metode ceramah. Namun, metode tersebut jika diterapkan di zaman digital ini kurang pas untuk diterima para peserta didik. Pembelajaran di era digital ini harus menciptakan metode baru dalam sebuah pembelajaran.

Mahasiswi calon guru Prodi PAI harus akrab dengan piranti digital dan siap memberikan joyfull learning kepada peserta didik.

Era digitalmengubah seluruh umat manusia dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Mereka dapat memanfaatkan piranti digital yang mereka punya untuk melakukan berbagai kegiatan. Salah satu kegiatan itu, yaitu dalam hal pembelajaran. Apalagi dengan adanya pembelajaran daring yang sudah berjalan hampir dua tahun ini, mengakibatkan berbagai kalangan memiliki alat digital.

Alat digitalyang sering digunakan oleh kebanyakan orang adalah gawai (gadget) yang bisa kita bawa di manapun kita berada. Gadget merupakan alat digital yang dapat meninjau kita dalam melakukan sebuah pembelajaran di masa pascapandemi ini. Pembelajaran yang dilakukan juga harus memberikan kesan yang baik dan tidak membosankan.

PAI merupakan salah satu mata pelajaran yang mungkin sangat membosankan bagi kebanyakan anak didik, karena metode yang dilakukan masih kuno dan membuat anak cepat bosan.

Dengan adanya banyak keluhan itu, maka seorang pendidik harus membuat sebuah metode yang bagus dan tidak membosankan. Khususnya pada mata pelajaran PAI, kita bisa mengubah metode lama dengan metode yang baru. Salah mata kuliah yang sedang saya lalui mengajarkan saya untuk bisa menciptakan metode baru pada pembelajaran PAI.

Pembelajaran yang menyenangkan ini akan memberikan kesan kepada peserta didik untuk tetap bersemangat dalam proses belajar.

Joyfull learning merupakan sebuah metode pembelajaran baru yang harus kita terapkan di era digital saat ini. Sebab, di era digitalini banyak media sosial (medsos) dan aplikasi-aplikasi yang dapat mendukung penerapannya.

Penerapan Joyfull Learning

Joyfull learning merupakan salah satu metode yang bisa saya aplikasikan dalam melakukan pembelajaran PAI. Kita bisa melakukan pembelajaran menyenangkan dan tetap memberikan materi sesuai aturan akademik.

Dalam joyfull learning, saya memberikan sebuah ide yang mungkin bisa pembaca terapkan. Sebuah pembelajaran, khususnya mata pelajaran PAI jangan terlalu banyak membeeikan ceramah dan materi-materi saja. Kita bisa membuat sebuah RPP yang bisa menunjang anak untuk bisa aktif dalam sebuah pembelajaran. Salah satunya bisa kita kurangi metode ceramah yang sering diterapkan pada pembelajaran PAI.

Di era digitalini bisa kita manfaatkan medsos dan aplikasi yang kita punya untuk membantu kelancaran pembelajaran. Kita bisa membagi pembelajaran dengan beberapa sesi. Seperti yang sudah kebanyakan para pendidik lakukan, yaitu melakukan awalan pembelajaran.

Awalan pembelajaran ini, yang pertama salam. Manfaat salam, yaitu kita sebagai guru PAI harus membiasakan hal yang baik bagi seluruh anak didik kita.

Yang kedua, menanyakan kabar peserta didik agar antara peserta didik dan pendidik bisa memberikan kesan kedekatan yang baik dan akrab.

Yang ketiga, awali semua pembelajaran dengan doa, untuk membedakan antara guru PAI dan guru lainnya.

Yang keempat, tetap lakukan sebuah presensi agar para pendidik mudah menghafal nama, karakter anak didik, dan menerapkan sikap disiplin bagi anak didiknya.

Kemudian ketika sesi awal sudah dilalui, jangan lupa untuk bisa memfokuskan peserta didik untuk bisa menerima pembelajaran yang akan disampaikan. Kegiatan itu bisa kita lakukan sebuah ice breaking menyenangkan agar peserta didik fokus dan semangat dalam belajar.

Jangan lupa flashback ke materi sebelumnya, agar para peserta didik tidak melupakan begitu saja dan tetap ada kesinambungan antara materi yang akan disampaikan dan materi yang kemarin disampaikan. Karena di era digitalini kita bisa manfaatkan sebelum pembelajaran dimulai. Misalnya, kita bisa putar sebuah video pendek untuk memancing peserta didik agar menebak dan berpikir tentang materi apa yang akan dipelajari hari itu.

Video yang kita putarkan bisa kita ambil dari Youtobe atau media lainnya, yang sesuai dengan materi yang akan disampaikan. Jadi dengan adanya kolaborasi media digital tersebut akan memberikan kesan baru yang membuat peserta didik merindukan pembelajaran itu. Jadi joyfull learning ini akan selalu dirindukan oleh para peserta didik.

Setelah adanya video ataupun foto, kita bisa memulai sesi kedua, yaitu untuk memberikan materi dengan catatan, yang selalu melibatkan peserta didik agar peserta didik tidak mengantuk, tidak bosan, dan bisa membentuk mental anak.

Dalam pemberian materi kita juga bisa mengarahkan para peserta didik untuk bisa mengikutsertakan dalam penyampaian materi. Misalnya peserta didik bisa membantu dalam membacakan materi dan lainnya.

Setelah selesai dalam pemberian materi, kita masuk pada sesi ketiga, yaitu memberikan kuis atau tugas yang menarik. Bisa saya contohkan, ketika kita memberikan materi tentang salat, kita bisa memberikan tugas kepada peserta didik dengan membuat sebuah video tutorial atau penjelasan tentang praktik salat dan bacaan-bacan salat dengan baik dan benar.

Jadi, menjadi seorang guru di era digital ini kita harus bisa memanfaatkan sebaik mungkin, agar pembelajaran yang kita sampaikan tidak menjadi hal yang membosankan atau hal yang tidak dirindukan.

Untuk sesi yang terakhir, yaitu sesi penutup, jangan lupa untuk memberikan kesimpulan materi pembelajaran yang sudah disampaikan. Kemudian memberikan pesan-pesan yang sesuai dengan materi, sehingga peserta didik akan tetap mengingat-ingat materi yang dipelajarinya.

Dan yang terakhir, berdoa atau membaca alhamdulillah sebagai rasa syukur kita telah diberikan kelancaran dalam pembelajaran dan semoga ilmu yang dipelajari bisa bermanfaat.

Melalui pembiasaan seperti itu, para peserta didik akan menerapkan di kesehariannya.

Pesan

Jadilah seorang guru yang kreatif dan inovatif di era digitalini, dengan selalu manfaatkan media digital, media sosial (medsos), maupun aplikasi lainnya.

Menjadi seorang guru juga harus menyesuaikan zaman dan jangan gagap teknologi (gaptek)akan hal apapun.

Joyfull learning akan mengubah hari-hari peserta didik menjadi lebih bersemangat dalam sebuah pembelajaran.***

*) Fitriyatu Wahyuni, mahasiswi Program Studi (Prodi) Pendidikan Agama Islam (PAI) Inisnu Temanggung.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *