Ayo, Nikmati “Teh Tubruk” ala Kemenag Kota Tegal

Tujuan pembentukan komunitas ini, agar semua uneg-uneg terpecahkan, tanpa memunculkan rah, namun mengedepankan ruh.

REPORTER: Nasichi | EDITOR: Dwi Roma | TEGAL | obyektif.id

KANTOR Kementerian Agama (Kemenag) Kota Tegal menyajikan Teh Tubruk, sebuah gagasan anyar berupa komunitas yang dijadikan mediator memecahkan setiap persoalan yang ada di Kota Tegal.

Tujuan pembentukan komunitas ini, agar semua uneg-uneg terpecahkan, tanpa memunculkan rah, namun mengedepankan ruh.

Memfasilitasi diskusi ala Teh Tubruk, dibangunlah sebuah taman yang dilengkapi dengan gazebo. Taman itu diberi nama Taman Kerukunan.

Wakil Wali Kota Tegal Muhamad Jumadi (tengah) didampingi Kepala Kantor Kemenag Kota Tegal Achmad Farkhan, melepas burung kicau menandai peluncuran “Ngombe Teh Tubruk” di Taman Kerukunan. || KLIK gambar untuk menonton VIDEO-nya!

Peluncuran Taman Kerukunan berlangsung Rabu (27/1/2021), dihadiri Wakil Wali Kota Tegal Muhamad Jumadi mewakili Wali Kota, Sekda Kota Tegal Johardi, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Tegal Abu Chaer Anoer, para tokoh lintas agama, tokoh masyarakat, dan undangan lainnya.

Kepala Kantor Kemenag Kota Tegal Achmad Farkhan dalam sambutannya menjelaskan, munculnya ide Ngombe Teh Tubruk terinspirasi dari tema Hari Amal Bakti Ke-75, yaitu “Indonesia Rukun.”

Farkhan berharap, dengan diluncurkannya program Ngombe Teh Tubruk akan tercipta kerukunan umat beragama serta keharmonisan antara ulama (pemuka agama) dan umaro (pemerintah), sehingga ke depan Kota Tegal akan lebih maju.

Taman Kerukunan yang digagas oleh Farkhan bisa dimanfaatkan oleh elemen mana pun, untuk berdiskusi atau mengupas tuntas persoalan yang ada di Kota Tegal.

Program Ngombe Teh Tubruk yang dicetuskan oleh Farkhan nantinya dalam setiap kegiatan akan didukung tokoh dan budayawan Atmo Tansidik dan Ustaz Abdul Mutolib yang turut menggagas komunitas Teh Tubruk.

Gagasan-Kritikan

Atmo Tansidik menjelaskan, berdirinya Taman Kerukunan di Kota Tegal mampu mewadahi berbagai macam bentuk gagasan atau kritikan, di mana Kota Tegal adalah kawasan yang bisa mewadahi berbagai aliran etnis, kultur budaya.

“Tegal sangat kental dengan berbagai macam aliran. Untuk mendiskusikan tema yang ada tidak harus di Taman Kerukunan Kemenag saja, tapi bisa di mana pun sesuai keinginan kelompok,” ujarnya.

Suasana lesehan gayeng saat peluncuran “Ngombe Teh Tubruk” di gazebo Taman Kerukunan. || KLIK gambar untuk menonton VIDEO-nya!

Dia berharap, melalui program Ngombe Teh Tubruk akan tercipta kedamaian pada semua aspek.

Wakil Wali Kota Tegal Muhamad Jumadi menyambut baik ide Ngombe Teh Tubruk yang digagas Kemenag.

Jumadi mengartikan Ngombe Teh Tubruk bahwa “Tegal kotanya, ukhuwah adalah nafasnya, maju bersatu untuk membangun demi kejayaan Kota Tegal.”

Jumadi sangat mengapresiasi berdirinya Taman Kerukunan. Menurutnya, dari sinilah para tokoh agama, tokoh masyarakat memunculkan ide bagus untuk Pemkot Tegal dalam membangun Tegal lebih maju.

Wali Kota Dedy Yon Supriyono dan Wakil Wali Kota Muhamad Jumadi yang saat ini dipercaya oleh warga Kota Tegal untuk memimpin kota ini, perlu dikritisi tapi jangan dicemooh. Jika ada persoalan harus diselesaikan bersama-sama.

Adanya Taman Kerukunan, diharapkan bisa terjalin satu keharmonisan antara elemen masyarakat dan bisa untuk berdiskusi apa saja.

Harapan yang sama disampaikan Ketua MUI Kota Tegal Abu Khaer Anoer. Persoalan apapun, selagi masih bisa diselesaikan, mengapa harus ke jalur hukum.

“Itu sebabnya setiap persoalan harus dihadapi dengan penuh kesabaran,” tuturnya.

Dia berharap, persoalan yang muncul di Kota Tegal cukup terselesaikan di Taman Kerukunan Kemenag.

Acara peluncuran Teh Tubruk dimeriahkan sebuah teaterikal yang mengkritisi pembangunan Alun-alun dan Taman Pancasila oleh Pili, Sengsong, yang ending-nya persoalan itu diselesaikan oleh ulama dan tokoh masyarakat yang diperankan Damayanti, mantan anggota DPR RI.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *