“Tetapi kami menyadari bahwa pemerintah tidak dapat melakukannya sendiri, kami membutuhkan lebih banyak kolaborasi dengan pemangku kepentingan lainnya,” kata Camat Borobudur Subiyanto.
REPORTER/EDITOR: Omegantoro | MAGELANG | obyektif.id
SEBANYAK 50 pemilik homestay di kawasan wisata Candi Borobudur Kabupaten Magelang mendapat pendampingan dalam peningkatan kapasitas oleh UNESCO melalui Sekolah Rebon (SR). Kegiatan pendampingan peningkatan kapasitas bagi 50 pengelola homestay ini ditutup secara simbolis oleh Camat Borobudur, Subiyanto di Balkondes Ngadiharjo Borobudur, Rabu (9/11/2022).
Subiyanto mengatakan Sekolah Rebon yang digelar satu kali dalam sepekan di hari Rabu tersebut sebagai solusi tepat yang dibutuhkan masyarakat di Borobudur. Mengingat ada lebih dari 300 homestay di Borobudur. Pemerintah juga selalu mendukung masyarakat setempat untuk mengembangkan sektor pariwisata di Borobudur lebih baik dengan memberikan berbagai bantuan termasuk penyediaan homestay.
“Tetapi kami menyadari bahwa pemerintah tidak dapat melakukannya sendiri, kami membutuhkan lebih banyak kolaborasi dengan pemangku kepentingan lainnya,” ucapnya.
Dengan ditetapkannya Borobudur sebagai Destinasi Wisata Super Prioritas di Indonesia, Pemerintah Indonesia telah membangun banyak infrastruktur pariwisata baru di Borobudur termasuk dukungan yang diberikan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui penyediaan Sarana Hunian Pariwisata (Sarhunta/homestay) kepada lebih dari 300 warga masyarakat di Borobudur sejak 2020.
Dengan demikian, program UNESCO untuk memberdayakan pemilik homestay di Borobudur agar memiliki prinsip pariwisata berkelanjutan dalam rencana pengembangan bisnis mereka telah menjawab kebutuhan pemilik homestay di sini.
Subiyanto berharap pemilik homestay yang hadir dalam pelatihan dan pendampingan teknis dapat memperoleh pengetahuan baru dalam mengelola homestaynya dengan lebih baik.
“Semua diharapkan juga akan mau berbagi ilmu dan pengalaman kepada pemilik homestay lainnya di sini,” ujar Subiyanto.
Terdapat empat tema pembelajaran, yakni konsep dan Prinsip Pariwisata Berkelanjutan dalam Bisnis Homestay. Pengelolaan dan pengembangan usaha homestay, jaringan, pemasaran dan pengemasan bisnis homestay dan Manajemen risiko dalam bisnis pariwisata.
Semua materi tersebut telah disampaikan ke semua pemilik homestay melalui 25 sesi pendampingan teknis dalam 8 pelatihan sejak Agustus 2022 hingga awal November 2022.
Dalam program ini UNESCO melalui Perkumpulan Inovasi Tangguh Indonesia (InTI) dan ViaVia Tour and Travel Yogyakarta juga memberikan dukungan fasilitas branding untuk 42 pemilik homestay di Borobudur.
Dalam pesan tertulis, Kepala Unit Kebudayaan UNESCO Jakarta Moe Chiba mengungkapkan kegiatan ini sesuai platform UNESCO dalam hal pembelajaran pelaku bisnis pariwisata termasuk pemilik homestay dan pemandu wisata di situs warisan dunia secara berkelajutan. Pariwisata berkelanjutan adalah tentang menghormati aset budaya dan warisan alam lokal. Pariwisata yang berkelanjutan dan berkualitas juga akan membantu penghidupan masyarakat dalam jangka panjang.
Maka dari itu, pengembangan bisnis pariwisata di Situs Warisan Dunia menciptakan tantangan bagi masyarakat setempat tentang bagaimana menyeimbangkan antara pendapatan bisnis mereka dan upaya pelestarian cagar budaya.
“Sudah saatnya masyarakat menerapkan prinsip pariwisata berkelanjutan untuk beralih dari tren pariwisata masif yang telah terjadi dalam beberapa dekade terakhir,” kata Moe Chiba.
Salah satu pemilik homestay di wilayah Borobudur, Widodo mengaku mendapat banyak manfaat setelah mengikuti rangkaian pendampingan pengembangan bisnis dari UNESCO. Kini dirinya mampu menyusun rencana pengembangan bisnis homestay yang lebih baik dan mengerti pentingnya mempromosikan budaya dan jaringan lokal bersama dengan pemilik homestay lainnya di kecamatan Borobudur dan pemerintah.
“Sekarang saya menyadari bahwa usaha saya akan bertahan ketika saya juga dapat berkontribusi untuk mendukung upaya pelestarian dan perlindungan Candi Borobudur,” ujar Widodo.
Sebagai penghargaan dari partisipasi aktif para peserta selama pendampingan, Perkumpulan Inovasi Tangguh Indonesia dan ViaVia Travel sebagai mitra pelaksana pelatihan juga mendistribusikan beberapa aset homestay tambahan, beberapa aset seperti tempat tidur tambahan, kipas angin, dispenser air, penyedot debu dan lain-lain.
Bantuan itu dipilih oleh pemilik homestay sendiri berdasarkan pada poin partisipasi yang mereka dapatkan. Penambahan aset tersebut diharapkan juga dapat mendukung rencana pengembangan bisnis pemilik homestay melalui sesi pendampingan Sekolah Rebon. ***