Lantunkan “I’tiraf,” Ustaz Ali Lawan “Hubbud Dunya”

Di hadapan ratusan jemaahnya, Ustaz Ali menerangkan, Islam tidak pernah memerintahkan umatnya untuk meninggalkan sama sekali urusan dunia. Namun, urusan dunia jangan sampai mempengaruhi kecintaan muslim pada urusan akhirat.
KH Ali Nurudin (Ustaz Ali) menyampaikan penganjian di hadapan ratusan jemaahnya. // KLIK gambar untuk nonton VIDEO-nya!

REPORTER/EDITOR: Dwi Roma | KENDAL | obyektif.id

KIAI Haji (KH) Ali Nurudin atau akrab disapa Ustaz Ali mendadak melantunkan syair I’tiraf di hadapan jemaah pengajian rutinnya di Pondok Pesantren (Ponpes) Jabal Nur, Bukit Jabal, Desa Protomulyo, Kecamatan Kaliwungu Selatan, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, Jumat (19/8/2022) malam.

Tentu saja “kejutan” itu menjadikan pengajian saban Jumat malam Sabtu kali ini terasa istimewa dan berbeda dari biasanya.

Papan nama Pondok Pesantren Jabal Nur. // KLIK gambar untuk nonton VIDEO-nya!

Mengapa Ustaz Ali melantunkan syair I’tiraf? Tak lain karena pembahasan kali ini menyoal kebalikan hubbud dunya alias gila dunia, yaitu zuhud atau sikap benci terhadap dunia.

I’tiraf merupakan syair yang berawal dari sebuah doa yang dipanjatkan Abu Nawas kepada Allah. Lirik I’tiraf berkisah tentang hamba yang merendah di hadapan Tuhannya.

Ratusan jemaah pengajian rutin KH Ali Nurudin (Ustaz Ali) meluber hingga ke jalanan depan Ponpes Jabal Nur. // KLIK gambar untuk nonton VIDEO-nya!

Pada 2005 silam, almarhum Ustaz Jefri Al Buchori melantunkan syair I’tiraf dalam sebuah lagu. Setelah itu, banyak penyanyi yang ikut melantunkan lagu I’tiraf dalam berbagai versi, mulai dari grup nasyid Raihan sampai Sabyan Gambus.

Jika diterjemahkan, lirik I’tiraf adalah sebagai berikut: “Wahai, Tuhanku! Aku bukanlah ahli surga, tapi aku tidak kuat dalam neraka jahim. Maka berilah aku taubat (ampunan) dan ampunilah dosaku, sesungguhnya Engkau Maha Pengampun dosa yang besar. Dosaku bagaikan bilangan pasir, maka berilah aku taubat, wahai Tuhanku yang memiliki keagungan.”

Jemaah menyimak pengajian rutin KH Ali Nurudin (Ustaz Ali) di teras Ponpes Jabal Nur. // KLIK gambar untuk nonton VIDEO-nya!

“Umurku ini setiap hari berkurang, sedang dosaku selalu bertambah, bagaimana aku menanggungnya. Wahai, Tuhanku! HambaMu yang berbuat dosa telah datang kepadaMu dengan mengakui segala dosa, dan telah memohon kepadaMu, Jika engkau mengampuni, maka Engkaulah yang berhak mengampuni. Jika Engkau menolak, kepada siapakah lagi aku mengharap selain kepada Engkau?”

Syair I’tiraf sangat selaras dengan sifat zuhud, yang menjadi bab kajian kali ini. Zuhud adalah sikap seorang muslim yang sangat disukai Allah SWT dan Rasulullah SAW. Namun kondisi lain terjadi pada kebalikan sikap zuhud. Dalam kamus Islam, kondisi ini dikenal dengan istilah hubbud dunya atau gila dunia.

KH Ali Nurudin (Ustaz Ali) membedah isi Kitab Nashaihul Ibad di setiap gelaran pengajian rutinnya. // KLIK gambar untuk nonton VIDEO-nya!

Rasulullah bersabda, “Demi Allah, bukan kemiskinan yang aku khawatirkan akan menimpa diri kalian. Namun, aku khawatir jika dunia ini dibentangkan untuk kalian sebagaimana ia dibentangkan untuk orang-orang sebelum kalian, sehingga kalian berlomba sebagaimana mereka berlomba, dan akhirnya kalian hancur sebagaimana mereka hancur.”  (HR Bukhari-Muslim).

Melandaskan pada Kitab Nashaihul Ibad karya Syekh Nawawi Al Bantani yang menjadi sumber pengajian rutinnya, Pengasuh Ponpes Jabal Nur KH Ali Nurudin mengatakan, salah satu hal yang paling dirisaukan oleh Rasulullah adalah ketika umat Islam sudah terjebak ke dalam sifat hubbud dunya atau cinta berlebih-lebihan kepada dunia.

Pengasuk Ponpes Jabal Nur KH Ali Nurudin (Ustaz Ali). // KLIK gambar untuk nonton VIDEO-nya!

Menurut Ustaz Ali, “hubbud” berarti cinta dan “dunya” bermakna dunia. Sifat kebalikan zuhud itu mengakibatkan muslim sangat lemah. Umat muslim sangat banyak, namun tak punya daya, mirip buih di lautan. Hubbud dunya adalah sumber kehancuran umat.

Hubbud dunya adalah cinta dunia yang menyebabkan manusia lupa pada Allah. Jika mencintai sesuatu, manusia seperti diperbudak yang dicintainya. Bukan tidak mungkin dia melakukan cara yang tidak diridai Allah,” ujar Ustaz Ali.

Santriwati Ponpes Jabal Nur selalu mengikuti pengajian rutin KH Ali Nurudin (Ustaz Ali). // KLIK gambar untuk nonton VIDEO-nya!

Di hadapan ratusan jemaahnya, Ustaz Ali menerangkan, Islam tidak pernah memerintahkan umatnya untuk meninggalkan sama sekali urusan dunia. Namun semua urusan dunia jangan sampai mempengaruhi hati, pemikiran, dan karakter seorang muslim.

“Urusan dunia jangan sampai mempengaruhi kecintaan muslim pada urusan akhirat,” tegas Ustaz Ali.

Ratusan jemaah juga mengikuti pengajian rutin KH Ali Nurudin (Ustaz Ali) dari serambi Masjid Jabal Nur. // KLIK gambar untuk nonton VIDEO-nya!

Pentingnya meninggalkan rasa cinta pada dunia dan memilih zuhud telah dijelaskan Allah SWT dalam firmanNya, Quran Surah (QS) Al-An’am ayat 32, yang artinya:

“Dan tiadalah kehidupan dunia ini, selain dari main-main dan senda gurau belaka. Dan sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa. Maka tidakkah kamu memahaminya?”

Ratusan mangkuk nasi soto ayam yang selalu dihidangkan bagi jemaah pengajian rutin KH Ali Nurudin (Ustaz Ali). // KLIK gambar untuk nonton VIDEO-nya!

Agar terhindar dari penyakit ini, Ustaz Ali mengungkapkan, sebagai seorang mukmin harus senantiasa memantapkan akidah. Salah satunya adalah dengan memperbanyak mengingat kematian.

“Orang yang rajin mengingat mati, insyaAllah akan mampu berlaku zuhud atau memelihara hatinya dari hubbud dunya,” tutur Ustaz Ali.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *