Tak hanya seluruh anggota keluarga almarhum, acara juga dihadiri sejumlah undangan dan ribuan jemaah dari kalangan ulama, santri, pejabat, politisi, dan masyarakat.

REPORTER/EDITOR: Dwi Roma | KENDAL | obyektif.id
DUKA masih terasa, meski lebih sebulan lewat sejak Kota Santri Kaliwungu mengharu biru sepeninggal Kiai Haji (KH) Dimyati Rois atau Abah Dim, yang wafat pada Jumat, 10 Juni 2022 lalu. Catatan kemuliaan sang ulama kharismatik itu seolah tak akan pernah musnah dari kenangan keluarga maupun para santri dan jemaah.
Sebagai penghormatan dan cinta yang tak pernah terkikis, Peringatan Malam 40 Hari Syaikhona KH Dimyati Rois dihelat penuh khidmat di Pondok Pesantren (Ponpes) Al Fadllu wal Fadlillah, Kampung Jagalan, Desa Kutoharjo, Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, Kamis (21/7/2022).

Tak hanya istri, Hj To’ah dan seluruh putra-putri almarhum, acara juga dihadiri sejumlah undangan dan ribuan jemaah dari kalangan ulama, santri, pejabat, politisi, dan masyarakat.
Ulama yang hadir di antaranya KH Kafabihi Mahrus Ali Lirboyo, KH Subhan Makmun Brebes, dan KH Mashuri Malik Bekasi. Tak ketinggalan, KH Ali Nurudin atau Ustaz Ali, santri Abah Dim yang kini menjadi Pengasuh Ponpes Jabal Nur Kaliwungu.

Turut hadir Muhammad Hanif Dhakiri, politisi mantan Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia (Menaker RI); serta Tommy Kurniawan, artis sekaligus anggota DPR RI; dan Fathan Subhi, yang juga anggota DPR RI.
KH Alamudin atau Gus Alam mewakili keluarga mengungkapkan, KH Dimyati Rois memang sangat berarti dan akan selalu lekat di hati. Namun, sepeninggal almarhum, seluruh putra-putri dan keluarga secepat mungkin meneruskan perjuangan dan dakwah almarhum.

“Alhamdulillah, hingga peringatan 40 hari ini, 90 persen lebih aktivitas yang biasa dilakukan Abah Dim sudah dilaksanakan pihak keluarga. Doakan kami,” ucap anggota DPR RI dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (Fraksi PKB) tersebut.
Kegiatan-kegiatan itu utamanya meliputi agenda Ponpes Al Fadllu wal Fadlillah, di antaranya kepengasuhan dan kegiatan pembelajaran bagi para santri maupun gelaran Istighotsah Musabiat rutin saban malam Jumat Kliwon.

Peringatan Malam 40 Hari Syaikhona KH Dimyati Rois diisi dengan tahlil dan doa bersama seluruh jemaah, yang begitu membahana. Bahkan menjadi syiar dan bisa diikuti hingga ke pelosok nusantara dan dunia, melalui live streaming Youtube Gus Alam Channel.
KH Dimyati Rois meninggal meninggal dunia di Ponpes Al Fadllu 2, Srogo, Kecamatan Brangsong, Kabupaten Kendal yang diasuh Gus Alam, Jumat (10/6/2022), pukul 01.13 dinihari.

Almarhum wafat dalam usia 77 tahun, meninggalkan seorang istri, Hj To’ah dan 10 putra-putri: KH Fadlullah atau Gus Fad,KHAlamudin (Gus Alam), Hj Lailatul Arofah (Ning Arofah), H Qomaruzzaman (Gus Zaman), Hj Lama’atus Sobah (Ning Sobah), H Hilmi (Gus Hilmi), H Thoha Mubarok (Gus Thoha), H Husni Mubarok (Gus Husni), H Muhammad Iqbal (Gus Iqbal), dan Abu Khafsin Almuktafa atau Gus Tafa.
Lahir di Desa Tegalglagah, Kecamatan Bulakamba, Kabupaten Brebes, 5 Juni 1945, Abah Dim merupakan Pengasuh Ponpes Al Fadlu wal Fadlillah Kaliwungu. Dia menempuh pendidikan di Ponpes Lirboyo, Kediri, Jawa Timur.

Sebelum itu, Dimyati Rois juga belajar di Ponpes APIK Kaliwungu, Kendal, selama belasan tahun.
Pada Muktamar Ke-34 Nahdlatul Ulama (NU) di Lampung, 2021, Abah Dim terpilih sebagai salah satu dari sembilan anggota Ahlul Halli wal Aqdi (AHWA). Kala itu, dia meraih suara terbanyak, yakni 503 suara. Bersama delapan kiai lainnya, dia menentukan Rais Aam Syuriyah PBNU.
Sebelumnya, pada Muktamar Ke-33 NU di Jombang, Jawa Timur, 2015 silam, Abah Dim juga terpilih sebagai salah satu dari sembilan anggota AHWA.
Di jalur perpolitikan, KH Dimyati Rois turut membidani kelahiran Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) bersama KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, dan tercatat pula sebagai Ketua Dewan Syuro Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PKB, yang disandang hingga akhir hayatnya.
Almarhum KH Dimyati Rois dimakamkan di samping Masjid Nur Hadiyah di area Ponpes Al Fadllu 2 Srogo, Kecamatan Brangsong. Setiap hari, pusaranya selalu ramai dikunjungi peziarah dari berbagai kalangan dan berbagai daerah di Indonesia.
Peringatan Malam 40 Hari ini membuktikan cinta yang tak pernah habis dan terkikis kepada Syaikhona Abah KH Dimyati Rois.***