“Bimo Krido” di Sedekah Desa Protomulyo

Lewat dialog yang disertai guyon maton antara dalang dengan Gareng dan Ika Sulastri, tergambar bahwa lakon “Bimo Krido” sangat relevan dengan kesuksesan kepemimpinan Kepala Desa (Kades) Protomulyo Jumarno.
Gareng, bintang tamu yang banyak ditunggu penonton Pergelaran Wayang Kulit Malam Sedekah Desa Protomulyo 2022 bersama Dalang Ki Tantut Sutanto (Klaten), yang mengusung lakon “Bimo Krido”. // KLIK gambar untuk nonton VIDEO-nya!

REPORTER/EDITOR: Dwi Roma | KENDAL | obyektif.id

RATUSAN penonton berdesakan menyaksikan Pergelaran Wayang Kulit bersama Dalang Ki Tantut Sutanto yang membawakan lakon “Bimo Krido” di puncak rangkaian Sedekah Desa Protomulyo, Kecamatan Kaliwungu Selatan, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah di halaman balai desa setempat, Jumat (24/6/2022) malam.

Ki Tantut Sutanto tidak sendirian. Selain didampingi sejumlah sinden atau waranggana, dalang asal Klaten, Jawa Tengah ini juga memboyong bintang tamu Gareng Ngesti Pandowo Semarang dan Ika Sulastri dari Kebumen.

Ratusan penonton berjubel menyaksikan Pergelaran Wayang Kulit Malam bersama Dalang Ki Tantut Sutanto (Klaten) yang mementaskan lakon “Bimo Krido”. // KLIK gambar untuk nonton VIDEO-nya!

Tak hanya menghibur, aksi lengkap mereka juga berhasil membuat penonton antusias dan larut dalam lakon “Bimo Krido” yang dipentaskan.

Dalam lakon “Bimo Krido” diceritakan bahwa Bimo salah satu tokoh Pandawa mengamuk di Astinapura bersama Kresna yang berubah jadi raksasa. Hal itu dikarenakan ulah Batara Guru, jelmaan Batari Durga yang mengajukan perdamaian atas kekuasaan Negara Astinapura yang diperebutkan.

Karena Bimo dan Kresna tidak mampu melawan Batara Guru, maka mereka meminta bantuan Begawan Dewa Kasimpar jelmaan Semar. Perjanjian itu menurut Pandawa hanyalah penghalang untuk merebut kembali negara mereka dari Kurawa. Pandawa tetap mengharap Perang Baratayudha untuk merebut Astinapura.

Dialog Dalang Ki Tantut Sutanto (Klaten) dengan bintang tamu Gareng dan Ika Sulastri. // KLIK gambar untuk nonton VIDEO-nya!

“Nilai moral yang ada di dalam kisah itu adalah keteguhan untuk menegakkan hak. Dalam hal ini untuk merebut kembali Negara Astinapura secara sempurna. Tanpa diplomasi, karena diplomasi hanya akan menghalangi dan membuat cacat keutuhan Astinapura,” jelas Ki Tantut Sutanto.

Lewat dialog yang disertai guyon maton antara dalang dengan Gareng dan Ika Sulastri, tergambar bahwa lakon “Bimo Krido” sangat relevan dengan kesuksesan kepemimpinan Kepala Desa (Kades) Protomulyo Jumarno.

Selama ini, Jumarno dikenal sebagai kades senior yang memiliki kematangan dan kearifan manajerial pemerintahan desa, sehingga selalu didukung dan dicintai warganya.

“Guyon maton” Gareng dan Ika Sulastri cukup menghibur penonton. // KLIK gambar untuk nonton VIDEO-nya!

Gareng, yang bernama asli Sumar Bagyo bahkan sempat nyeletuk jika saja tidak ada aturan dan undang-undangnya, Kades Jumarno pasti sudah menjadi Kepala Desa Protomulyo seumur hidup.

“Di bawah kepemimpinan Bapak Kades Jumarno, Protomulyo mengalami kemajuan pesat dan kini telah ditetapkan sebagai Desa Bersinar atau ‘Bersih dari Narkoba’ dan Desa Wisata Religi,” cetus Gareng.

Celetukan Gareng tentu bikin Kades Jumarno yang duduk di deretan paling depan bersama jajaran Forkopimcam Kaliwungu Selatan, tersipu malu.

Gaya kocak Gareng. // KLIK gambar untuk nonton VIDEO-nya!

Seperti diketahui, Sumar Bagyo hidup sebagai pemain Wayang Orang (WO) Ngesti Pandowo Semarang. Ketika pentas sebagai pemain wayang orang, sebagai Gareng, Sumar Bagyo biasanya tidak bermain sendiri, tapi memiliki lawan main yang tidak lain adalah para pemain Punakawan. Sehingga celetuk-celetukannya seringkali tajam dan tepat sasaran.

Di sepanjang dua periode kepemimpinannya, Kades Protomulyo Jumarno selalu rutin menggelar memetri desa atau sedekah desa.

“Sedekah desa ini sebagai upaya nguri-uri budaya adiluhung sekaligus wujud syukur atas segala limpahan karunia dari Sang Maha Pencipta,” kata Kades Protomulyo Jumarno.

Pergelaran Wayang Kulit Pagi bersama Dalang Ki Joko Haryanto asal Kendal, yang mementaskan lakon “Sri Mulih”. // KLIK gambar untuk nonton VIDEO-nya!

Rangkaian Sedekah Desa Protomulyo 2022 dimulai sejak Kamis (23/6/2022) malam, dengan gelaran Manakib di halaman balai desa setempat, dilanjut Tahlil di Makam Kiai Haji (KH) Asy’ari atau Kiai Guru, Sinuwun Kanjeng Sunan Katong, Pangeran Juminah, Kiai Noto Niti Negoro, Kiai Suropodo, dan Makam Kiai Ngilir yang berada di area permakaman Desa Protomulyo.

Selanjutnya, Jumat (24/6/2022) dihelat Pergelaran Wayang Kulit Pagi bersama Dalang Ki Joko Haryanto asal Kendal, yang mementaskan lakon “Sri Mulih”, mulai pukul 09.00 hingga tuntas.

Pergelaran Wayang Kulit Malam bersama Dalang Ki Tantut Sutanto yang memainkan lakon “Bimo Krido”, mulai pukul 20.00 hingga semalam suntuk, merupakan puncak dari seluruh rangkaian Sedekah Desa Protomulyo 2022, yang sekaligus peringatan Hari Jadi Ke-60 Desa Protomulyo.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *