Kantongi Stempel, Kades Geblog Sudiarto Layani Warga 24 Jam Nonstop

“Menjadi kepala desa bukan melulu soal jam 8 pagi hingga 4 sore, melainkan menjadi pelayan masyarakat 24 jam nonstop. Karena masalah yang masyarakat alami tidak mengenal siang dan malam, hujan dan panas, pasti tetap akan timbul,” tegasnya.

REPORTER: Mutabingun | EDITOR: Dwi Roma | TEMANGGUNG | obyektif.id

MENJADI pemangku kebijakan bukanlah hal yang mudah, namun cukup diidamkan oleh beberapa orang. Selain karena meningkatnya status sosial, menentukan arah kebijakan juga menjadi salah satu alasan diminatinya posisi ini.

Tak terkecuali jabatan kepala desa. Dengan segudang pekerjaan yang mesti diemban, posisi ini masih banyak menarik minat beberapa orang yang memang hendak berkecimpung di dunia politik desa.

Sudiarto, kepala Desa Geblog, Kecamatan Kaloran, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah misalnya. Dengan pekerjaan yang cukup banyak, dia mampu membawa Geblog menuju banyak perubahan, baik dari sektor infrastruktur, pendidikan, ekonomi, kesehatan, pengembangan potensi lokal, kepemudaan, serta sektor-sektor lainnya.

“Melalui musyawarah desa yang kami laksanakan tiap tahun ini, beberapa usulan baik dari tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh pemuda, dan pihak-pihak terkait selalu kami jadikan acuan bagaimana membangun Desa Geblog secara menyeluruh,” katanya, Kamis (16/6/2022) siang.

Pria bersahaja yang akrab disapa Arto ini menyampaikan capaian program-program pemerintah yang sudah dia nakhodai 5 tahun belakangan ini. Mulai dari pembangunan rumah, jalan, irigasi, jembatan, pemerataan ekonomi, kesehatan, serta bidang lainnya.

Arto menyatakan, melalui program Bantuan Gubernur (BanGub), renovasi rumah tidak layak huni (RTLH), Program Keluar Sejahtera (PKS) Dinas Sosial dan Dinas Kesehatan, Sanitasi Perdesaan (Sandes), serta segudang program lainnya cukup bisa mem-backup kebutuhan program yang disepakati masyarakat melalui media musyawarah desa.

“Selain itu, pemanfaatan dana desa juga kami optimalkan, sehingga harapan kami tidak ada mala-anggaran dana desa, karena pemerintah pusat memberikan dana desa ini adalah untuk pembangunan desa, baik insfrastruktur maupun peningkatan sumber daya manusia (SDM),” terang Arto.

Kepala desa (kades) yang juga pembawa acara kondang ini menilai, manfaat nyata yang masyarakat rasakan cukup baik dari hasil pembangunan jalan, jembatan, irigasi, serta hal-hal sejenis lainnya.

Alhamdulillah gang kecil yang semula mati, sekarang sudah bisa difungsikan; keluarga yang belum memiliki akses MCK (mandi, cuci, kakus) yang baik kita dorong untuk diberikan bantuan MCK; peningkatan kualitas pelayanan Posyandu yang bekerja sama langsung dengan Dinas Kesehatan; serta banyak program lain yang sudah ter-LPJ-kan kepada masyarakat luas tiap tahunnya,” tuturnya.

Arto menambahkan, warga Desa Geblog tidak perlu khawatir akan akses pelayanan publik, karena dia selalu siap membawa stempel guna melayani warga masyarakat di luar jam kerja.

“Menjadi kepala desa bukan melulu soal jam 8 pagi hingga 4 sore, melainkan menjadi pelayan masyarakat 24 jam nonstop. Karena masalah yang masyarakat alami tidak mengenal siang dan malam, hujan dan panas, pasti tetap akan timbul,” tegasnya.

Oleh karenanya, Arto selalu mengantongi atau membawa stempel desa guna mempermudah akses pelayanan publik masyarakat jika sewaktu-waktu mereka membutuhkan backup administrasi dari pemerintah desa, sehingga mereka tidak perlu menunggu hingga jam kerja.

Pria yang memiliki jargon “Melayani Masyarakat tanpa Lelah dan Susah” ini menaruh harapan besar kepada masyarakat agar nantinya perjuangan yang dilakukannya bisa menjadi contoh untuk seluruh lapisan masyarakat di Desa Geblog, agar visi-misinya tercapai, yakni “Terwujudnya Desa Geblog yang Gemah Ripah loh Jinawi.”***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *