Karena tak ditemui Bupati Pemalang Mukti Agung Wibowo, massa pengunjuk rasa akhirnya membakar ban bekas, sebagai simbol kekecewaan kepada Pemkab Pemalang yang kurang tanggap terhadap aspirasi warganya.

REPORTER: Noviyanto | EDITOR: Dwi Roma | PEMALANG | obyektif.id
RATUSAN anak punk yang biasa hidup di jalanan mendadak ikut bergabung dengan berbagai elemen masyarakat lain dalam Barisan Aliansi Masyarakat Pemalang Raya (Ampera) dan turut berunjuk rasa memprotes ruas-ruas jalan yang lama rusak parah, Senin (23/5/2022).
Massa datang dari berbagai tempat, dari sudut-sudut jalanan di Kabupaten Pemalang.

Koordinator Aksi Andi Rustono membenarkan, anak-anak punk yang tergabung dalam wadah Komunitas Merah Hijau adalah bagian dari peserta demo yang dimotori Ampera, karena turut merasa prihatin dengan kondisi jalan di Pemalang, lantaran banyak yang rusak parah tanpa tersentuh perbaikan.

“Mereka juga warga negara, yang punya hak menyuarakan, berkumpul, dan mengeluarkan pendapat,” ujar Andi Rustono.
Bagus, salah seorang anak jalanan mengatakan, dirinya ikut bergabung dalam unjuk rasa, karena kecewa dengan kondisi jalanan yang rusak parah di hampir seantero Pemalang.

Para pengunjuk rasa terus berteriak melakukan orasi, menuntut kepada Bupati dan DPRD Pemalang, untuk segera turun tangan berkaitan dengan kondisi jalan yang sudah lama rusak parah.

Karena tak ditemui Bupati Pemalang Mukti Agung Wibowo, massa pengunjuk rasa akhirnya membakar ban bekas, sebagai simbol kekecewaan kepada Pemkab Pemalang yang kurang tanggap terhadap aspirasi warganya.***