Juru kisah nasional Kempho Antaka, yang akrab disapa Kak Kempho benar-benar menjadi magnet dan berhasil menghipnotis anak-anak dengan kisah-kisah inspiratif dan sarat makna, yang bersumber dari Alquran.

REPORTER/EDITOR: Dwi Roma | KENDAL | obyektif.id
BERCERITA dengan didukung simulasi gambar-gambar sederhana dan menarik, Kempho Antaka sukses menghibur puluhan anak-anak yatim piatu di acara bertajuk “Ramadan Ceria dan Bermakna” di Yayasan Al Ikhlas Al Asy’ariyyah, Bukit Jabal, Desa Protomulyo, Kecamatan Kaliwungu Selatan, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, Senin (25/4/2022) sore.
Ketua Penyelenggara Diana Fatma Dewi mengatakan, “Ramadan Ceria dan Bermakna” dihadiri sekitar 100 anak-anak dan orang tua, termasuk 30 anak yatim piatu dan 20 orang donatur, serta sejumlah pengurus Yayasan Al Ikhlas Al Asy’ariyyah.

“Acara ini kami ikhtiarkan untuk memantik sikap empati dan kepedulian kepada sesama yang membutuhkan, utamanya terhadap anak-anak yatim piatu dan kaum kurang beruntung,” ujar Dewi.
Dimeriahkan dengan acara kuis berhadiah buku cerita anak-anak karya Diana Fatma Dewi berjudul “Cerita 3 Sahabat” dan “Cerita Manis Hari Raya Idul Fitri”, serta penyerahan santunan dan bagi-bagi buket snack, acara “Ramadan Ceria dan Bermakna” dipungkasi dengan buka puasa bersama dan Salat Magrib berjemaah.

Di acara yang dikemas dengan kegiatan buka puasa bersama dan mendengarkan cerita sekaligus pemberian santunan ini, Kempho Antaka yang akrab disapa Kak Kempho benar-benar menjadi magnet perhatian anak-anak tersebut. Aksi juru kisah nasional ini berhasil menghipnotis mereka dengan kisah-kisah inspiratif dan sarat makna, yang bersumber dari Alquran.
Melalui kisah Qarun, orang kaya raya yang hidup di zaman Nabi, Kak Kempho mengajarkan tentang budi pekerti dan nilai-nilai Islami pada anak-anak. Intinya mengajak dan membiasakan diri untuk berbagi dan bersedekah, agar tidak bernasib seperti Qarun yang dilaknat dan dibenamkan bersama seluruh hartanya ke dalam Bumi oleh Allah, lantaran kepelitannya.

Sebelum memulai berkisah, Kak Kempho bahkan meminta izin pada anak-anak dan seluruh orang tua pendamping, untuk melepas masker yang dikenakannya.
Menurut Kak Kempho, izin melepas masker ini dilakukan untuk mengingatkan bahwa kita tidak boleh lengah untuk tetap menjaga protokol kesehatan (prokes), karena Corona masih ada.

“Meski angka dan kasusnya sudah cukup melandai, pandemi Covid-19 masih perlu diwaspadai,” tuturnya.
Kempho Antaka adalah juru kisah nasional kelahiran Semarang, 23 Juli 1978. Setelah menamatkan pendidikan dasar, Kempho yang memang memiliki ketertarikan pada dunia seni kemudian melanjutkan pendidikannya di Jurusan Pendidikan Seni Rupa Universitas Negeri Semarang (Unnes).

Seni mendongeng merupakan fokus utama Kempho. Dalam mendongeng, kerapkali dia memanfaatkan media gambar untuk menyimulasikan ceritanya.
Beberapa pencapaian dan penghargaan telah Kempho raih selama berkiprah di dunia seni, antara lain Penampil Pertama sebagai “Dongers” (sebutan untuk pendongeng dalam acara Indonesia Mendongeng) tahun 2015 dalam launching Gerakan Indonesia Mendongeng tingkat Nasional di Gedongsongo, Kabupaten Semarang (2015), pengisi acara “Cerita Bocah” dan “Ayo Menggambar Plus” di TVRI Jawa Tengah, serta Duta Nasional 14th Toyota Dream Car Art Contest (2019).

Berbekal pengalaman serta kecintaannya pada seni mendongeng, Kempho Antaka kemudian mendirikan Sanggar Cerita & Gambar (Cergam) Kak Kempho yang sealamat dengan rumah tinggalnya, Jalan Panda Timur I Nomor 8, Kelurahan Palebon, Pedurungan, Kota Semarang.
Selain itu, Kempho juga tergabung dan dipercaya menjadi Ketua Bidang I (Bidang Program dan Kaderisasi) Persaudaraan Pencerita Muslim Indonesia (PPMI) serta Pencerita Nasional dan Praktisi Pengembangan Kesenirupaan Anak-anak.***