Rebana dan tari sufi adalah harmoni yang menguatkan nilai-nilai religi, yang begitu kental menuansai puncak dari rangkaian acara 2nd Years Anniversary Pujasera Jabal Asri.

REPORTER/EDITOR: Dwi Roma | KENDAL | obyektif.id
DI tengah suasanaperingatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1443 Hijriah, Pujasera Jabal Asri di Desa Protomulyo, Kecamatan Kaliwungu Selatan, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah menggelar perayaan ulang tahun kedua bertajuk 2nd Years Anniversary, Rabu (20/10/2021).

Acara dirangkai dalam tiga sesi; pagi, siang, dan malam hari. Diawali tasyakuran, sekira pukul 09.30-11.00, dilanjut penyantunan anak yatim-piatu dan hiburan, Barzanji, rebana dan tari sufi, serta dipungkasi dengan pembacaan Manakib, pada pukul 21.00-22.00.

Sesi pertama, pagi hari, acara dihadiri Kepala Desa (Kades) Protomulyo Jumarno, Camat Kaliwungu Selatan Sunarto, didampingi Pengelola Pujasera Jabal Asri Khodirin, Ketua Yayasan Al Ikhlas Al Asyariyyah Muhammad Abdul Azis, serta Pembina Yayasan Al Ikhlas Al Asyariyyah/Pujasera Jabal Asri KH Ali Nurudin (Ustaz Ali).

Berdiri pada 19 Oktober 2019, Pujasera Jabal Asri merupakan cabang usaha dari Yayasan Yatim Piatu dan Dhuafa Al Ikhlas Al Asyariyyah.

Berbeda dari ulang tahun perdananya, yang mengusung tema “Melayani Sepenuh Hati,” di hari jadinya yang kedua ini mengedepankan tema “Pujasera Jabal Asri sebagai Inspirasi.” Sebuah tema yang bermakna bahwa Pujasera Jabal Asri diharapkan menjadi sentral atau “titik temu” bagi pergerakan perekonomian, utamanya antara para pelaku dan penikmat kuliner, untuk saling menginspirasi.

Khodirin, pengelola Pujasera Jabal Asri mengungkapkan, sentra kuliner ini dihuni 7 gerai, dengan nama-nama unik: Aman, Tenang, Transparan, Nasabah, Sahabat, dan Akuntabel. Mereka menyediakan aneka menu, makanan dan minuman yang mengundang selera dengan harga terjangkau.

Menurut Khodirin, para pemilik gerai yang boleh berdagang di Pujasera Jabal Asri, diprioritaskan ibu-ibu dari anak yatim, kemudian pengurus yayasan, serta warga sekitar.

Mengikuti rangkaian 2nd Years Anniversary Pujasera Jabal Asri sungguh seperti menikmati sajian acara yang terkemas rapi dalam nuansa religi.

Selepas Isya, acara puncak dihelat di Gedung Serbaguna Yayasan Al Ikhlas Al Asyariyyah, yang berada berseberangan dengan Pujasera Jabal Asri.
Para jemaah dan kalangan santri, terlihat khidmat mengikuti Barzanji dan tausiyah yang dipimpin Gus Muhajirin, putra Fauzun Al Hafiz, yang selama ini dikenal sebagai Imam Masjid Besar Al Muttaqin Kaliwungu.

Ketua Yayasan Al Ikhlas Al Asyariyyah Ustaz Muhammad Abdul Azis menjelaskan, kegiatan penyantunan kali ini sebenarnya menyasar 185 anak yatim piatu, namun hanya sekitar 150 anak yang hadir.

Suguhan musik rebana dan tari sufi menjadi atraksi paling memikat sepanjang perhelatan. Meski hanya ada dua penari yang beraksi, penampilan keduanya sukses menghipnotis audiens.

Seiring rebana yang dimainkan, dua penari sufi itu terus berputar ritmis, seperti pusaran gasing yang baru berhenti ketika musik berhenti. Tak sedikit pun mereka merasakan pusing, apalagi oleng di sepanjang aksi.

Salah satu penari sufi itu, Muhammad Fikri Maulana (11), tercatat sebagai siswa Kelas V Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) Krajankulon.
Dia mengaku senang-senang saja saat beraksi atau melakukan tarian simbol penghambaan pada Allah, yang terinspirasi dari seorang penyair-sufi asal Persia bernama Mawlana Jalaluddin Rumi ini.

Rumi melakukan tarian ini kali pertama ketika guru spiritualnya meninggal dunia. Dia melakukan tarian sufi sebagai bentuk eskpresi kesedihannya. Sejak saat itu, Rumi mulai berputar bahkan hingga 3 hari 3 malam.

Rebana dan tari sufi adalah harmoni yang menguatkan nilai-nilai religi, yang begitu kental menuansai puncak dari rangkaian acara 2nd Years Anniversary Pujasera Jabal Asri.
Sebuah sajian yang menginspirasi di tengah suasana peringatan Maulid Nabi, selaras dengan tema “Pujasera Jabal Asri sebagai Inspirasi”.***