Setidaknya sudah empat kali dia melaporkan secara langsung kondisi rumah yang mereka tinggali kepada Kepala Desa (Kades) Krajankulon Abdul Latif dan perangkatnya, yang sempat berjanji untuk segera menindaklanjuti.

REPORTER/EDITOR: Dwi Roma | KENDAL | obyektif.id
AKIBAT terjangan hujan disertai angin kencang, sekira dua pekan lalu, rumah tidak layak huni (RTLH) milik Sri Utami (61) ambruk. Satu keluarga yang tinggal di Kampung Jambetsari, RT 001/RW 001, Desa Krajankulon, Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah ini terpaksa harus mengungsi di rumah kerabat mereka.
Pasca-kejadian itu, selain sebagian bangunan rumahnya ambruk, sebagian lainnya yang ditempati juga nyaris roboh.

Ironisnya, meski sudah beberapa kali mengajukan bantuan renovasi, namun hingga kini pihak Pemerintah Desa (Pemdes) Krajankulon belum tergerak untuk menyalurkan bantuan program renovasi RTLH dari pemerintah.
Rumah berukuran panjang 14 meter dan lebar 7 meter ini dihuni oleh Sri Utami bersama anak dan menantunya, Eko Supriyanto (40) dan Mas’udah (35), serta dua putra-putri mereka, Muhammad Rashel Rifki Afriyanto (12) dan Rifda Arsyla Askadina Afriyani (2,5).

Menurut Eko, rumah ibunya ini sebagian bangunan, utamanya bagian depan sudah ambruk sejak September lalu akibat terjangan hujan deras disertai angin kencang.
“Sedangkan sebagian lainnya lagi, di ruang tengah dan depan telah rapuh dimakan usia,” ungkapnya kepada obyektif.id, Rabu (13/10/2021) malam.

Meski bagian yang roboh sementara sudah diperbaiki dengan bantuan kerabatnya, warga Desa Darupono, Kecamatan Kaliwungu Selatan, namun Eko mengaku ibunya masih selalu merasa waswas.
Ibunya merasa khawatir, karena sewaktu-waktu rumahnya bisa roboh dan mengancam keselamatan jiwa mereka sekeluarga.

“Kami tidak bisa berbuat banyak, karena keterbatasan ekonomi. Kami berharap ada bantuan dari pemerintah maupun pihak lain, agar rumah kami tidak lagi roboh,” ungkapnya.
Eko mengaku sudah melaporkan kondisi rumah ibunya ke pihak Pemdes Krajankulon.

Bahkan, setidaknya sudah empat kali dia melaporkan secara langsung kondisi rumah yang mereka tinggali kepada Kepala Desa (Kades) Krajankulon Abdul Latif dan perangkatnya, yang sempat berjanji untuk segera menindaklanjuti.
Namun hingga kini keluarganya belum juga mendapatkan bantuan apapun, terlebih untuk merenovasi rumah agar tidak membahayakan keselamatan keluarganya.
Dia benar-benar sangat berharap ada bantuan dari pemerintah, karena rumah yang mereka tempati memang sudah tidak layak huni dan membahayakan.***