Menurut Abah Muchsinun, keberadaan dua makam “tiban” misterius ini bisa malah menyesatkan masyarakat, karena nama Mbah Bonang dan Mbah Jenar tak diketahui silsilah maupun nasabnya.

REPORTER/EDITOR: Dwi Roma | KENDAL | obyektif.id
WARGA Dukuh Kedung Pucung, Desa Tunggulsari, Kecamatan Brangsong, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah dihebohkan dengan kemunculan dua makam “tiban” misterius, yang konon disebut-sebut sebagai Makam Mbah Bonang dan Makam Mbah Jenar.
Siapa Mbah Bonang? Siapa pula Mbah Jenar? Tak jelas. Semuanya gelap. Benar-benar misterius.

Tak ada yang mengetahui silsilah sejati jasad yang ada di dalam liang lahat yang diyakini sebagai kuburan Mbah Bonang dan Mbah Jenar itu.
Referensi dan literasi tentang kedua nama itu juga tak tersentuh catatan sejarah. Ketika ditelusuri melalui mesin pencarian, Google pun nyaris tak memberikan informasi apa-apa.

Tapi, anehnya, di jalan menuju hingga titik lokasi salah satu makam misterius itu sudah terpasang papan petunjuk bertuliskan “Makam Mbah Bonang: Prawiro Joyo Hadi Kusumo.”
Makam Mbah Bonang, atau dengan nama lengkap Prawiro Joyo Hadi Kusumo berada di sudut persawahan yang dikenal dengan tanah atau blok Masinan, di Dukuh Kedung Pucung, RT 02/RW 07, Desa Tunggulsari.

Tanah seluas 225 meter persegi dimaksud, saat ini merupakan milik Rabbani, warga setempat.
Sementara Makam Mbah Jenar “ditemukan” atau berada di Makam Sebangkong, hanya beberapa langkah kaki dari lokasi Makam Mbah Bonang. Anehnya, meski nisan terlihat sudah lawas, tapi makam ini tak membujur utara-selatan, melainkan melintang sendiri timur-barat.

Juri (60), lelaki yang akrab disapa Cleret dan dikenal sebagai juru kunci makam tersebut tak bisa memberikan jawaban memuaskan. Informasi yang disampaikan pun terkesan sepotong-potong.
Dia hanya menceritakan sebatas bahwa keberadaan Makam Mbah Bonang dan Mbah Jenar “ditemukan” oleh Mbah Kisut atau Mbah Alip, seorang musafir yang diyakini memiliki ketajaman mata batin dalam menembus alam gaib.

“Mbah Kisut-lah yang kali pertama menunjukkan bahwa di sini ada makam. Tepatnya dua makam, yaitu Makam Mbah Bonang dan Makam Mbah Jenar,” ujar Cleret, sambil menunjukkan kedua titik lokasi makam dimaksud, Sabtu (25/9/2021).
Makam Mbah Bonang dan Makam Mbah Jenar “ditemukan” pada Bulan Besar atau Bulan Zulhijah, Juli 2021 lalu.

Kala itu, Mbah Kisut yang konon tinggal sementara di Desa Margomulyo, Kecamatan Pegandon, Kabupaten Kendal tiba-tiba saja berkunjung ke lokasi dan menyampaikan kepada beberapa warga sekitar bahwa di situ ada Makam Mbah Bonang atau Prawiro Joyo Hadi Kusumo dan Mbah Jenar.
Tak hanya itu, Mbah Kisut juga berpesan agar kedua titik makam itu diberi sedikit gundukan tanah dan nisan layaknya kuburan, dan warga diminta merawatnya.

Sejak itu, Mbah Kisut, sang musafir itu “menghilang” begitu saja. Tapi kini, sebagian warga agaknya telanjur mematuhi pesannya. Di kedua makam misteriusini, terutama lokasi Makam Mbah Bonang sekarang sudah benderang dengan lampu penerangan dan selalu dirawat oleh Cleret.
Bahkan, tepat pada malam 1 Sura atau 1 Muharam, 10 Agustus 2021 lalu, beberapa warga sudah menggelar tahlil dan doa bersama di Makam Mbah Bonang.

Meski bagi sebagian warga yang meyakini bahwa Mbah Bonang seorang aulia atau tokoh agama, Kiai Moh Mucsinun tak begitu saja mempercayainya.
Dengan rendah hati mengaku bukan orang yang punya keahlian dalam penerawangan gaib, pemuka agama sekaligus pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Ma’had Ta’limil Qur’an Baitussyakirin dari Dukuh Ngrau, Desa Tunggulsari yang akrab disapa Abah Muchsinun ini justru mengajak masyarakat untuk berpikir jernih dan tidak gampang percaya dengan kabar yang belum bisa dibuktikan kebenarannya.

Abah Muchsinun berharap, Pemerintah melalui Kepala Desa (Kades) Tunggulsari Abdul Khamid segera bersikap dan menindaklanjuti temuan dua makam “tiban” misterius ini.
Sejauh ini, Kades Abdul Khamid memang terkesan kurang peduli dengan kabar yang menghebohkan, bahkan cenderung bisa meresahkan warga ini. Ketika hendak dikonfirmasi, dia memilih menghindar dari media.
Padahal, menurut Abah Muchsinun, keberadaan dua makam “tiban” misterius ini bisa malah menyesatkan masyarakat, karena nama Mbah Bonang dan Mbah Jenar tak diketahui silsilah maupun nasabnya.
Apakah keduanya benar aulia, orang biasa, atau justru sebaliknya? Atau bisa jadi pula, apa yang dipercayai sebagai makam tersebut tak benar-benar ada jasad yang dikubur di dalamnya? Entahlah. Wallahu’alam.***