Selaras dengan slogan“Beautiful in Small,” Nunuk Sri Harjanti menyebut, SMPN 2 Kaliwungu “cilik-cilik tapi jago kabeh.” Secara sarana-prasarana, menurutnya, sekolah ini “cilik tapi ombo.”

REPORTER/EDITOR: Dwi Roma | KENDAL | obyektif.id
SEJAK Rabu (1/9/2021) hingga 15 hari ke depan, SMP Negeri 2 Kaliwungu, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah menggelar simulasi pembelajaran tatap muka (PTM). Pihak sekolah sudah menyiapkan sejumlah skenario pelaksanaan sesuai protokol kesehatan (prokes) Covid-19.
“Kami sudah siapkan semuanya dengan cermat dan hati-hati. Jika ini berhasil, kami bisa lanjutkan PTM,” kata Kepala SMP Negeri 2 Kaliwungu Nunuk Sri Harjanti ketika memimpin Rapat Triwulan Pengurus Komite, Sabtu (4/9/2021).

Selama ini, SMPN 2 Kaliwungu memang terkesan hati-hati untuk memulai PTM. Setelah ada izin resmi dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Kendal, sekolah yang ber-tagline “Beautiful in Small” ini baru berani melangkah.
Regulasi dan sarana-prasarana pendukung dipenuhi. Mulai dari kewajiban 3M: memakai masker, mencuci tangan dengan sabun di air mengalir, hingga menjaga jarak diberlakukan bagi seluruh warga sekolah: guru, peserta didik, dan karyawan.

Saat masuk area sekolah, guru maupun peserta didik, dan siapa pun harus melewati petugas thermogun yang mengukur suhu tubuh.
Selanjutnya, mencuci tangan dengan sabun di wastafel yang telah disiapkan di depan tiap-tiap kelas.

Peserta didik di setiap rombongan belajar (rombel), dibatasi hanya maksimal 16 anak per kelas. Dengan durasi dua jam kegiatan belajar-mengajar (KBM), mulai pukul 08.00-10.00, tanpa jeda istirahat dan langsung dipulangkan.
“Kami tak memberi kesempatan peserta didik untuk ngumpul-ngumpul atau berkerumun. Mereka harus langsung pulang, dengan diantar-jemput orangtua/wali,” terang Nunuk.

Bukan itu saja. Selain diwajibkan membawa bekal (makanan-minuman), peserta didik juga diminta menyiapkan masker dan hand sanitizer secara mandiri dari rumah.
“Intinya, kami tak mau lengah atau kecolongan,” tegas Nunuk.
Semangat ini ditanggapi positif Suparlan, pengurus Komite SMP Negeri 2 Kaliwungu.

“Saya mendukung penuh kebijakan menggelar PTM ini, dengan tetap menerapkan prokes ketat. Jujur saja, orangtua dan siswa sudah merasa jenuh pembelajaran secara daring,” papar tokoh senior pendidikan ini.
Gerak Cepat
Gerak cepat dan sejumlah gebrakan yang dilakukan Nunuk Sri Harjanti bersama jajarannya, boleh jadi lantaran SMPN 2 Kaliwungu kini berstatus sebagai Sekolah Penggerak.

Sekolah Penggerak merupakan program Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), yang diawali dengan pendaftaran kepala sekolah se-Indonesia.
Selama periode April-Juni 2021 lalu, total ada lebih dari 30.000 kepala sekolah untuk jenjang SMP negeri maupun swasta, kemudian disaring menjadi 15.000, dan terakhir 5.000 kepala sekolah terseleksi.

Setelah melalui tahapan tes administrasi dan tes bakat skolastik, dilanjut dengan peer teaching atau simulasi mengajar (virtual) serta tes wawancara, akhirnya enam kepala sekolah dari 108 SMP (50 negeri dan 58 swasta) di Kabupaten Kendal dinyatakan lulus sebagai Kepala Sekolah Penggerak.
Jadi, untuk Kabupaten Kendal, hanya lima SMP negeri (SMPN 2 Kaliwungu, SMPN 1 Patean, SMPN 1 Patebon, SMPN 1 Cepiring, SMPN 4 Cepiring) dan satu swasta (SMP Budi Murni Weleri) yang resmi menyandang status Sekolah Penggerak.

“Sekolah Penggerak dituntut dalam kepeloporan dan selalu aktif, kreatif, dan inovatif dalam pembelajaran maupun sarana-prasarana,” ujar Nunuk.
Selaras dengan slogan“Beautiful in Small,” Nunuk menyebut, SMPN 2 Kaliwungu “cilik-cilik tapi jago kabeh” (kecil-kecil tapi andalan semua). Secara sarana-prasarana, menurutnya, sekolah ini “cilik tapi ombo” (kecil tapi luas).

Meski harus menunda proyek bergengsi pembangunan sky hall (gedung serbaguna layang), lantaran terganjal pandemi Covid-19, Nunuk Sri Harjanti telah berhasil mewujudkan dua lapangan sekaligus, dengan mengubah sebagian tata letak area sekolah.
Bukan itu saja, Nunuk juga berhasil menggeser Ruang Unit Kesehatan Sekolah (UKS) di sudut yang dirasa lebih tepat, sehingga jadi lebih manis dan terkesan lega. Termasuk, menuntaskan pengecatan ruang-ruang kelas, agar jauh lebih indah.
Menggenapi gebrakan-gebrakan tersebut, Ketua Komite SMP Negeri 2 Kaliwungu Doddy Dirgahayu menyarankan pihak sekolah untuk membersihkan dan membereskan material bekas pembangunan yang masih menumpuk di area kantin.
“Mohon bisa segera diberesi saja, biar tampak bersih dan rapi. Supaya benar-benar sudah siap dan tak mengganggu ketika kegiatan belajar-mengajar dimulai,” ujar Doddy.
Di tengah guliran simulasi PTM, SMP Negeri 2 Kaliwungu juga melangsungkan Penilaian Harian Bersama (PHB) pada 6-9 September, dilanjut dengan Penilaian Tengah Semester (PTS), 13-16 September 2021.***