Anggota Pramuka harus cakap digital dalam memainkan peran di masyarakat, agar bisa berkembang sesuai kemajuan zaman.

REPORTER: Nasichi | EDITOR: Dwi Roma | BREBES | obyektif.id
DI era digital, selain kecerdasan intelektual (IQ), kecerdasan emosional (EQ), kecerdasan spiritual (SQ), anggota Pramuka juga harus memiliki kecerdasan digital (DQ), agar tidak tergilas roda kemajuan teknologi informasi dan komunikasi.
Ketua Dewan Kerja Cabang (DKC) Kwartir Cabang (Kwarcab) 11.29 Brebes Ahmad Mukhrozi menjelaskan, anggota Pramuka harus cakap digital dalam memainkan peran di masyarakat, agar bisa berkembang sesuai kemajuan zaman.
“Pramuka Penegak dan Pandega harus cakap digital, sebagai jawaban dalam pemahaman dunia digital,” kata Ahmad Mukhrozi saat Gladian Pimpinan Satuan (Dianpinsat) di Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik (Dinkominfotik) Brebes, Selasa (24/8/2021).

Ahmad Mukhrozi mengajak anggota Pramuka untuk membangun jejaring dan memublikasikan berbagai kegiatan Pramuka, agar semakin keren dan mantap.
Mengusung tema “Berdaya, Berkarya, Bermakna,” Dianpinsat digelar secara virtual dan dibuka Ketua Kwarcab Brebes yang diwakili Kepala Pusat Pendidikan Latihan Cabang Brebes Nursidik.
Senada, Nursidik mengajak anggota Penegak dan Pandega memiliki jiwa kepemimpinan. Juga meningkatkan rasa tanggung jawab terhadap diri sendiri, bangsa dan negara, serta meningkatkan ketakwaan kepada Tuhan YME.
Menurutnya, Dianpinsat sangat penting untuk meningkatkan kader Pramuka di tingkat satuan, untuk mengembangkan materi kepramukaan sekaligus meningkatkan keterampilan dan kemampuan Penegak-Pandega.
“Dianpinsat, sebagai kawah candradimuka Pramuka Penegak dan Pandega untuk mengembangkan dan meningkatkan kemampuan dalam mengelola Ambalan di Gudepnya,” terang Nursidik.
Kegiatan yang berlangsung selama tiga hari di Dinkominfotik ini diikuti 92 peserta dari 41 Gudep se-Kabupaten Brebes. Mereka dibekali materi PDK-MK, AD-ART Gerakan Pramuka, cakap dalam memimpin dan evalusi, serta pembekalan kegiatan hari berikutnya.
Materi disampaikan Kak Triyono tentang Sistem Administrasi Satuan; Destian Ady Prayogo tentang kesakaan; Nurdiningsih tentang pencapaian SKU/TKU, SKK/TKK, SPG/TPG; dan Kak Hafidz Zamroni tentang Pola dan Mekanisme Pembinaan Penegak dan Pandega.***