Kini, Lidya “Gembul”-Duo Gemes tak lagi sebatas penggemar dan idola. Mereka sekarang benar-benar bersaudara. Dua keluarga sudah saling serasa, setara, dan senyawa. Sebentuk totalitas tanpa batas.

REPORTER/EDITOR: Dwi Roma | KENDAL | obyektif.id
CINTA adalah totalitas. Cinta merupakan segalanya. Inilah yang dibuktikan Nur Lidyawati lewat pengidolaannya pada Duo Gemes (Dugem), biduanita kembar Nihayatussyifa Yulina Vela (Vela) dan Nihayatussyifa Yulina Vera (Vera) yang terlahir lewat ajang pencarian bakat di layar kaca.
Uniknya, Lidya tak seorang diri. Seluruh anggota keluarga gadis ini juga ngefans abis pada Vela-Vera.

Tidak sebatas menjaga komunikasi karib, fans dan idolanya ini senantiasa intens saling bersilaturahmi. Berkali-kali, Lidya bersama ayah-ibunya, juga anggota keluarganya yang lain ndolani rumah tinggal Vela-Vera di Kabupaten Kendal.
“Hampir setiap Lebaran atau pas liburan, Lidya dan keluarganya main ke rumah. Bahkan, beberapa kali Lidya dan teman-temannya bela-belain naik motor ke sini,” ujar Vela-Vera, si kembar putri pasangan Sugiono-Nur ‘Aini.

Kedatangan Lidya jarang dengan tangan hampa. Tak lupa, oleh-oleh khas desa selalu dibawa serta. Setandan pisang, sekarung singkong, kelapa muda, atau hasil kebun lainnya senantiasa jadi “cenderamata” bagi sang idola.
Silaturahmi ini menjadi istimewa, lantaran si penggemar dan sang bintang tinggal berjauhan.

Lidya tinggal di Dukuh Tegalrejo, RT 01/RW 02, Desa Repaking, Kecamatan Wonosamodro, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. Butuh 2-3 jam perjalanan darat dengan mobil atau motor untuk sampai dan menemui Dugem idolanya, yang mukim di Jalan Raya Km 19, Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Kendal.
Tradisi unik ini terus dijaga dan dilanggengkan Lidya sejak 2018, ketika dia kali pertama ngefans Duo Gemes. Kala itu, tepat di momen kepesertaan Dugem di Liga Dangdut (Lida) 1 maupun Bintang Pantura (BP) 5 Indosiar.

“Sekali nonton penampilan Duo Gemes, waktu itu, aku ngerasa Kak Vela-Vera orang yang ramah dan baik. Entah kenapa aku langsung suka. Ngefans berat deh, pokoknya,” cetus Lidya, gadis kelahiran Boyolali, 10 Maret 1997 jebolan SMP Sudirman 1, Bancak, Kabupaten Semarang.
Dugaan Lidya tak meleset. Lewat penelusuran di media sosial (medsos), Lidya mencari dan akhirnya menemukan jejak sang bintang. Dari akun Facebook (FB), Instagram (IG), hingga Twitter. Termasuk nomor telpon dan WhatsApp (WA) pribadi Vela-Vera.

Singkat kata, Duo Gemes memang manis. Lidya menyimpulkan, mereka merupakan sepasang gadis supel yang humble. Ramah, baik hati, dan tidak sombong. Down to earth alias membumi, kalau istilah Tukul Arwana.
Lidya “Gembul”
Pertemuan pertama Lidya dan Vela-Vera melahirkan kenangan bermakna. Keakraban yang tak berjarak, membuat mereka bisa saling bercerita dan terbahak bersama.

Sampai Lidya, dengan penuh rasa bahagia, menerima sapaan Lidya “Gembul” dari sang idola. Entah dari mana muasal embel-embel “Gembul” di belakang nama Lidya itu dilekatkan Vela-Vera.
Sejak itu, tanpa deklarasi, nama Lidya “Gembul” populer di tengah hubungan mereka. Menjadi Dugemku –sebutan penggemar Duo Gemes– yang paling setia. Bahkan, sampai melibatkan seluruh anggota keluarga besar Lidya.

Setidaknya ada 9 orang anggota keluarga dan kerabat Lidya “Gembul” yang terpapar aura bintang kesahajaan Duo Gemes. Sebut saja, selain Lidya sebagai anak ketiga, ada ayah-ibu Sugeng-Siti Aropah, kemudian Sugiyanto (anak pertama) dan Sugiyanti (anak kedua) beserta suami, Wahyudi.
Selanjutnya, ada Devi Mustikasari alias Tika, keponakan cantik yang setia menemani ke mana pun Lidya berinteraksi dengan sang idola. Tak lupa, pasangan om-tante Susanto-Fika Siswandani yang dikaruniai dua buah hati, yang sama-sama juga mengidolai Dugem.

Kini, Lidya “Gembul”-Duo Gemes tak lagi sebatas penggemar dan idola. Mereka sekarang benar-benar bersaudara. Dua keluarga sudah saling serasa, setara, dan senyawa. Sebentuk totalitas tanpa batas.***