Korban PPKM Darurat, Pedagang Kuliner Kudus Suruh ASN Bayar Tiga Kali Lipat

”Harapan teman-teman kuliner dan pedagang lainnya, walaupun ada PPKM Darurat, kami ingin dilonggarkan. Yang penting tetap jaga prokes,” tegas Koordinator Komunitas Kuliner Kudus Robby Adiarta.
“Kuliner Kudus Sedang Tidak Baik-Baik Saja!” menjadi tulisan penutup di akhir video yang dibuat oleh Komunitas Pedagang Kuliner Kudus, untuk menyindir ASN. // KLIK gambar untuk nonton VIDEO-nya!

REPORTER: Omegantoro Anggraito | EDITOR: Dwi Roma | KUDUS | obyektif.id

TERDAMPAK Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat, Komunitas Pedagang Kuliner Kudus, Jawa Tengah membuat video sindiran yang ditujukan ke pemerintah dan aparatur sipil negara (ASN).

Dikemas ringan layaknya sebuah wawancara atau tanya-jawab dengan pedagang, di video itu terdapat sejumlah pedagang kuliner yang berkeluh kesah, mengungkapkan nasib mereka menjadi “korban” PPKM Darurat dan kebijakan larangan makan di tempat (dine-in).

Dalam video itu, satu per satu pedagang kuliner didatangi, lalu dimintai pendapat jika ASN membeli, diminta untuk membayar tiga kali lipat.

Meski lampu benderang di malam hari, waeung makan di Pusat Kuliner Kudus Taman Bojana tetap saja sepi pembeli. // KLIK gambar untuk nonton VIDEO-nya!

“Setuju tidak, kalau ASN disuruh bayar tiga kali lipat?” tanya “reporter” di video itu kepada pedagang kuliner.

“Setuju, karena mereka kan gajinya tetap,” jawab salah seorang pedagang di video itu.

“Setuju, lha tidak kerja saja bayaran, kok,” jawab pedagang kuliner yang lain.

Lorong utama di Pusat Kuliner Kudus Taman Bojana benar-benar sepi dan lengang. // KLIK gambar untuk nonton VIDEO-nya!

“Reporter” di video itu terus menyambangi dan menanyai pedagang kuliner lainnya. Di antara pedagang itu justru ada yang meminta ASN jangan hanya membayar tiga kali lipat, tapi kalau bisa sampai lima kali lipat.

Di akhir video juga ada sindiran terkait PPKM Darurat. Sindiran itu disampaikan lewat video seorang pedagang memilih tinggal di warung, karena tidak bisa pulang akibat penyekatan atau penutupan sejumlah jalan.

Sebatas Sindiran

Koordinator Komunitas Kuliner Kudus Robby Adiarta membenarkan, video sindiran itu dibuat oleh Komunitas Pedagang Kuliner Kudus.

Seorang karyawan hotel yang membuka “angkringan” di pinggir jalan, berharap ada pembeli yang datang. // KLIK gambar untuk nonton VIDEO-nya!

Tujuan video tersebut, menurut Robby, dibuat sebatas untuk memberikan sindiran kepada ASN, yang merupakan bagian dari pembuat kebijakan di Kota Kretek.

“Tidak ada niatan untuk benar-benar menarik harga tiga kali lipat. Kami sebatas menyindir saja. Karena ASN kan pembuat kebijakan juga,” jelasnya.

Robby menyebut, pihaknya juga tidak ada niatan mencari omzet dengan menaikkan harga hingga tiga kali lipat. Dia hanya berharap, ASN yang juga bagian dari pembuat kebijakan bisa memberikan solusi.

Pusat Kuliner Kudus Taman Bojana yang senyap. // KLIK gambar untuk nonton VIDEO-nya!

”Harapan teman-teman kuliner dan pedagang lainnya, walaupun ada PPKM Darurat, kami ingin dilonggarkan. Yang penting tetap jaga prokes,” tegas Robby.

Faisal Adam, salah seorang pedagang kuliner mengungkapkan, larangan makan di tempat membuat penghasilannya terjun bebas.

“Gara-gara tidak boleh ada dine-in, penjualan kami menurun drastis. Video tersebut kami buat sebagai bentuk sindiran. Semoga mereka tergerak,” ujarnya.

Terkait video sindiran tersebut, Komunitas Pedagang Kuliner Kudus dan Aliansi Penggiat Pariwisata Kudus akhirnya diajak kumpul bersama di Taman Sardi, Kamis (22/7/2021) pagi, dalam acara nyate dan informasi hasil audiensi dengan Bupati Kudus HM Hartopo, yang dikoordinatori H Arief Hartawan.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *