Ngaji Virtual, Gus Yasin Ajak Tingkatkan Kesalihan Sosial

Salah satu kesalihan sosial yang diajarkan Nabi Muhammad SAW adalah bersedekah. Tidak perlu sedekah dengan jumlah besar. Bahkan separo kurma pun diperkenankan.
Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen saat memberikan sambutan acara Ngaji Virtual Santri Gayeng Nusantara di Kantor Gubernur Jawa Tengah, Kota Semarang.

REPORTER: Arya | EDITOR: Dwi Roma | SEMARANG | obyektif.id

ALQURAN adalah pedoman kehidupan bagiumat Islam. Di dalam Alquran diajarkan bagaimana manusia harus memiliki hubungan yang selaras antara manusia dengan Allah (hablum minallah) dan manusia dengan manusia (hablum minannas).

“Alquran sudah mengajarkan bagaimana kita perlu menumbuhkan hablum minallah dan hablum minannas. Karena itu, kita ingin mengedepankan bahwa pondok pesantren itu bukan hanya berbicara tentang syariat saja,” kata Gus Yasin, sapaan akrab Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen saat memberikan sambutan acara Ngaji Virtual Santri Gayeng Nusantara di Kantor Gubernur Jawa Tengah, Kota Semarang, Senin (3/5/2021).

Peserta Ngaji Virtual Santri Gayeng Nusantara.

Di acara yang juga dihadiri Gus Baha (KH Bahaudin Nursalim) ini, Gus Yasin kembali menjelaskan, “Seperti yang disampaikan oleh Imam Ghozali, Rasulullah diutus Allah SWT bukan hanya untuk menyampaikan syariat atau agama, tapi juga menyempurnakan kehidupannya, termasuk ekonomi.”

Gus Yasin mengangkat kisah Nabi Muhammad SAW yang berhasil meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat Madinah dengan upaya perbaikan sosial. Bagaimana Rasulullah SAW mendamaikan dua kelompok yang selalu bertikai, yaitu Bani Aus dan Bani Khazraj, sehingga berhasil menjadikan ekonomi masyarakat Madinah bertumbuh pesat.

Menurut Taj Yasin, itu menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi selalu membutuhkan perdamaian.

“Perdamaian kedua kelompok tersebut menimbulkan pertumbuhan ekonomi yang kuat, sehingga setelah itu disyariatkan zakat. Artinya, agama ditegakkan untuk mendapatkan perdamaian. Setelah ada perdamaian, muncul kekuatan ekonomi. Dari kekuatan ekonomi ini, muncullah syariat yang kita namakan zakat, yang tujuannya untuk membersihkan penghasilan kita,” jelasnya.

Dari kisah itu, Gus Yasin berharap, organisasi Islam seperti Santri Gayeng Nusantara juga bisa melakukan hal ini, menumbuhkan perdamaian dan ketenteraman.

Bermodalkan hal itu, Gus Yasin optimis, ekonomi akan tumbuh. Setelah perekonomian tumbuh, umat Islam yang perekonomiannya kuat, diwajibkan berbagi. 

“Di Bulan Ramadan ini, kita dituntut untuk memberikan amalan dan ibadah yang kuat. Kita dilatih untuk meningkatkan kesalihan individu dengan ketakwaan, berpuasa, dan melakukan salat malam atau tarawih. Tapi, selain itu, kita juga harus meningkatkan kesalihan sosial,” tuturnya.

Salah satu kesalihan sosial yang diajarkan Nabi Muhammad SAW adalah bersedekah. Tidak perlu sedekah dengan jumlah besar. Bahkan separo kurma pun diperkenankan.

“Rezeki kita sudah diatur Allah dan Allah pasti menjamin rezeki setiap makhluk. Baik yang dihasilkan dari jerih payah kita, atau dititipkan orang lain. Maka di Bulan Ramadan ini banyak muslim bersedekah, atau memberikan bantuan kepada masyarakat. Itu jadi bagian dari usaha meningkatkan rezeki bagi orang lain,” tandasnya.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *