Pendiri Pagar Nusa Kota Semarang Tutup Usia

Almarhum adalah pendekar yang suka berpenampilan gondrong, mengikuti gurunya, yaitu KH Maksum Jauhari (Gus Maksum) Kediri. Hanya ketika naik haji, 2017 silam, dia memangkas rambutnya.
Kenangan Abah Hendro Syufaat saat mengikatkan sabuk di Ujian Kenaikan Tingkat PSNU Pagar Nusa Kota Semarang, beberapa waktu lalu.

REPORTER/EDITOR: Dwi Roma | SEMARANG | obyektif.id

KIAI Syufaat, akrab dipanggil Abah Hendro Syufaat meninggal dunia, hari ini, Kamis (25/3/2021) di Rumah Sakit Tugurejo Semarang, sekira pukul 18.00. Pendekar pencak silat ini mengembuskan napas terakhirnya setelah selama empat hari dirawat akibat sakit darah tinggi dan stroke yang dideritanya.

Abah Hendro yang berasal dari Kecamatan Wedung, Kabupaten Demak, Jawa Tengah ini adalah pendiri Pencak Silat Nahdlatul Ulama (PSNU) Pagar Nusa Kota Semarang dan menginisiasi pendirian Pagar Nusa Jawa Tengah.

Saat meninggal, Abah Hendro merupakan Ketua Dewan Khos Pagar Nusa Kota Semarang dan Pembina Kerohanian Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Kota Semarang.

Abah Hendro tercatat menjadi Ketua Pimpinan Cabang PSNU Pagar Nusa Kota Semarang tahun 1998-2011.

Abah Hendro Syufaat.

Almarhum adalah pendekar yang suka berpenampilan gondrong, mengikuti gurunya, yaitu KH Maksum Jauhari (Gus Maksum) Kediri. Hanya ketika naik haji, 2017 silam, dia memangkas rambutnya.

Semasa muda, pesilat yang kuliah di IAIN Walisongo ini aktif di organisasi NU. Mulai di Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama, Gerakan Pemuda Ansor, hingga Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia.

Selulus kuliah dan menikah, Abah Hendro mengabdi menjadi pengurus NU mulai tingkat ranting, Majelis Wakil Cabang (tingkat kecamatan), hingga Pengurus Cabang NU Kota Semarang.

Semasa hidupnya, almarhum dikenal penyayang, loman/dermawan, dan ikhlas membantu siapa pun. Terlebih kepada anak-anak dan para pemuda.

Konsisten berdakwah melalui majelis taklim dan membina takmir masjid untuk memakmurkan masjid-masjid di Semarang Barat dan sekitarnya.

Almarhum juga dikenal ringan tangan dan selalu siap diminta tolong dalam urusan-urusan “rumit” tanpa kenal waktu. Mulai diminta mengobati orang kena tenung, membikin tobat preman kriminal, hingga meredam masalah di pedalaman Kalimantan dan pulau-pulau lain.

Santri-santri maupun murid-murid silatnya sudah banyak yang menjadi atlet maupun tokoh penting. Baik di NU maupun di organisasi umum.

Almarhum rencananya disalati di Masjid Al-Fattah, sebelum dimakamkan di TPU Krapyak, dekat rumah tinggalnya di Jl Subali III No 3 Krapyak, Semarang Barat, Jumat (26/3/2021), sekira pukul 13.00 atau selepas salat Jumat.

Selamat jalan, Abah Hendro Syufaat. Semoga diampuni semua salah dan dosanya, diterima semua amal baiknya, husnul khatimah, dan mendapat rahmat Allah.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *