Diguyur Hujan, Upacara Adat Ngasa Berlangsung Khidmat

“Tradisi dan budaya lokal tersebut harus terus dijaga, dipelihara, dilestarikan, dan diturunkan kepada generasi muda agar tidak punah sepanjang masa,” kata Bupati Brebes Idza Priyanti.
Penyambutan Wakil Bupati Brebes Narjo oleh Pemangku Adat.

REPORTER: Nasichi | EDITOR: Dwi Roma | BREBES | obyektif.id

UPACARA Adat Ngasa tetap berlangsung khidmat, meski hujan deras mengguyur Dukuh Jalawastu, Desa Ciseureuh, Kecamatan Ketanggungan, Kabupaten Brebes. Ritual tahunan yang sudah menjadi warisan budaya tak benda itu, untuk kali kesekian kembali digelar, Selasa (30/3/2021).

Guyuran hujan lebat tak menyurutkan langkah masyarakat adat di lereng Gunung Slamet tersebut untuk menggelar doa keselamatan sebagai wujud rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Wakil Bupati Brebes Narjo berjalan didampingi tokoh Dukuh Jalawatu sebelum memulai Upacara Adat Ngasa.

Acara diawali dengan penyambutan Wakil Bupati Brebes Narjo oleh Pemangku Adat, dilanjutkan berjalan bersama menuju hutan adat tempat acara utama berupa doa bersama berlangsung.

Bupati Brebes Hj Idza Priyanti dalam sambutan tertulis yang dibacakan Wakil Bupati Narjo, mengapresiasi warga Dukuh Jalawastu yang telah mempertahankan adat budaya Ngasa.

Wakil Bupati Brebes Narjo mengambil nasi jagung.

“Tradisi dan budaya lokal tersebut harus terus dijaga, dipelihara, dilestarikan, dan diturunkan kepada generasi muda agar tidak punah sepanjang masa,” katanya.

Narjo juga tak henti-hentinya mengimbau kepada masyarakat untuk tetap mematuhi protokol kesehatan dan tidak takut divaksin.

“Karena vaksin itu aman dan halal,” tegas Narjo. 

Wakil Bupati Brebes Narjo dan para tokoh serta warga Dukuh Jalawastu makan bersama nasi jagung.

Dalam kesempatan tersebut, Narjo menyerahkan SK Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI tentang Penetapan Hutan Adat kepada Masyarakat Hukum Adat Kampung Jalawastu. 

Usai pelaksanaan doa bersama yang dipimpin Dewan Kakolot, seluruh yang hadir melakukan makan bersama dengan menu nasi jagung dan umbi-umbian hasil hutan serta pertunjukan seni calung dan perang centhong.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *