Literasi adalah kunci perubahan peradaban manusia. Semua dimulai dari budaya literasi. Makanya, Kota Tegal bersinergi dengan penggerak literasi yang ada di kota ini. Kuncinya, continues improvement.

REPORTER: Nasichi | EDITOR: Dwi Roma | JAKARTA | obyektif.id
BUTUH proses dalam menggiatkan literasi di Kota Tegal. Namun ini merupakan sebuah tantangan dan membuat penggiat literasi bersemangat untuk mengembangkan dan mewujudkan Kota Tegal sebagai The City of Literation.
Wakil Wali Kota Tegal Muhamad Jumadi didampingi Duta Baca Kota Tegal Dyah Probondari dan pendiri Rumah Literasi Dr Yusqon, Sabtu-Minggu (27-28/3/2021) melakukan diskusi langsung dengan Kang Maman (Maman Suherman) –seorang penulis alumni Jurusan Ilmu Kriminologi Universitas Indonesia yang pernah menjadi jurnalis (1998) dan pemimpin redaksi di kelompok Kompas Gramedia– dan Dr Cecep dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Dalam sambutanya, Dr Cecep memberikan informasi tentang program pengembangan pendidikan dan pengembangan baca terhadap perkembangan literasi di Kota Tegal. Sementara Kang Maman sangat mendukung gerakan literasi di Kota Tegal.
Wakil Wali Kota Muhamad Jumadi mengatakan, dengan inovasi smart city-nya, Kota Tegal mampu mendongkrak penuntasan buta aksara.
“Literasi adalah kunci perubahan peradaban manusia. Semua dimulai dari budaya literasi. Makanya, Kota Tegal bersinergi dengan penggerak literasi yang ada di kota ini. Kuncinya, continues improvement,” jelas Jumadi kepada awak media.
Menurutnya, di era industri 4.0 ini, literasi digital merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam menuju Society 5.0, dengan melibatkan semua pemangku kepentingan, sehingga kalobarasi bisa terwujud dengan kekuatan pentahelix dan tujuan akhirnya Kota Tegal menjadi The City of Literation.***