“Masjid harus menjadi solusi bagi umat. Melayani semua urusan umat. Dan saya mendorong Pemkot Semarang memberi honor untuk imam rowatib dan marbot masjid,” tutur anggota dewan yang biasa menjadi mubalig ini.

REPORTER/EDITOR: Dwi Roma | SEMARANG | obyektif.id
WAKIL Ketua Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (FPKB) DPRD Kota Semarang HM Rohaini mengajak seluruh nadzir atau takmir menjadikan masjid sebagai pusat solusi bagi umat, yakni menjadi tempat melayani umat ketika membutuhkan. Baik kebutuhan harian maupun saat ada kesempitan maupun dalam kesusahan.
Dia juga mendorong Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang memberi honor atau bisyarah untuk para imam rowatib (imam salat jamaah lima waktu) dan marbot masjid. Hal itu sebagai kelanjutan program pemerintah yang telah memberi bisyarah untuk modin dan guru Taman Pendidikan Alquran (TPQ).
“Masjid harus menjadi solusi bagi umat. Melayani semua urusan umat. Dan saya mendorong Pemkot Semarang memberi honor untuk imam rowatib dan marbot masjid,” tutur anggota dewan yang biasa menjadi mubalig ini.

Haji Rohaini mengatakan hal itu ketika menjadi narasumber dalam Pembinaan Pengurus Dewan Masjid Indonesia (DMI) Kota Semarang yang dihelat di Balaikota Semarang, baru-baru ini.
Disebutkan Rohaini, umumnya masjid di Kota Semarang sudah makmur kegiatan ibadah dan pendidikan agama. Juga sudah melayani urusan kematian. Namun belum semua masjid memberi layanan ekonomi dan masalah bencana.
“Perlu kita dorong masjid menjadi pusat distribusi barang, baik urusan ekonomi maupun penyaluran barang saat terjadi bencana,” terang pegiat masjid di Kelurahan Sendangmulyo, Kecamatan Tembalang ini.
Membangun Kepercayaan
Rohaini menambahkan, pemerintah perlu menjadikan masjid sebagai mitra strategis, karena masjid punya identity trust, yaitu kepercayaan dari masyarakat. Program pemerintah yang disalurkan atau dilaksanakan melalui masjid, mudah diterima karena dipercaya.

Karena itulah, Rohaini juga mendorong seluruh takmir masjid di Kota Semarang yang sekarang berjumlah 1.352 untuk membangun kepercayaan.
“DMI bersama seluruh takmir harus membangun trust. Kepercayaan. Dari trust itulah amal sosial dan ekonomi digerakkan,” imbuhnya.
Selain Rohaini, pembinaan diberikan oleh Asisten Ekonomi Pembangunan dan Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah Kota Semarang dr Widoyono dan Ketua DMI Kota Semarang H Achmad Fuad.
“Masjid tidak hanya untuk ibadah mahdoh, namun juga sebagai sarana untuk melatih skill dan penguatan ekonomi,” pesan H Achmad Fuad.

Pembinaan tersebut diikuti oleh seluruh pengurus DMI Kecamatan Semarang Barat yang dipimpin oleh H Asror UM dan DMI Kecamatan Gunungpati pimpinan H Hambali.
Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi mengukuhkan kepengurusan DMI dua kecamatan tersebut.
Dalam sambutannya, Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi mengatakan, Pemerintah Kota Semarang sedang menyiapkan Peraturan Walikota (Perwal) tentang Pendirian Rumah Ibadah. Dia mengajak kerjasama DMI untuk membantu seluruh masjid di tingkat kecamatan mendapat IMB.
“Sebentar lagi saat Perwal Pendirian Rumah Ibadah terbit, IMB akan mudah prosesnya,” kata Hendi, sapaan akrab Wali Kota Hendrar Prihadi.
Hadir pula dalam acara tersebut, Camat Gunungpati Ronny Tjahjo Nugroho, Camat Semarang Barat Heroe Soekendar, Kasi Bimas Islam Kemenag Kota Semarang H Labib, dan sejumlah tamu undangan.***