Saat terpapar, banyak dari mereka di-bully. Namun setelah sembuh, plasma konvalesen mereka banyak dibutuhkan untuk menolong orang yang saat ini terpapar Covid-19.
REPORTER: Nasichi | EDITOR: Dwi Roma | TEGAL | obyektif.id
FROM zero to hero. Itulah semboyan dari para penyintas atau orang yang pernah terkonfirmasi positif Covid-19 dan kini dapat menjadi pendonor plasma konvalesen.
Saat terpapar, banyak dari mereka di-bully. Namun setelah sembuh, plasma konvalesen mereka banyak dibutuhkan untuk menolong orang yang saat ini terpapar Covid-19.
Hal tersebut dikatakan Ketua Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Tegal Agus Dwi S saat Deklarasi Paguyuban Donor Darah Plasma Konvalesen Sukarela (PDDPKS) PMI Kota Tegal dan Pencanangan Gerakan Donor Darah Plasma Konvalesen di Kota Tegal oleh Wali Kota Tegal Dedy Yon Supriyono, serta Penutupan Bulan Dana PMI Kota Tegal Tahun 2020 oleh Ketua Panitia Bulan Dana PMI di Aula PMI Kota Tegal, Senin (15/2/2021).
“Di tengah-tengah masyarakat, mereka mendapatkan bullying dan dianggap sebagai orang yang harus dijauhi, kemudian mereka saat ini menjadi pahlawan bagi orang lain yang sedang terpapar Covid-19, sehingga dalam konteks ini kita sering menyebut mereka from hero to zero,” ungkap Agus Dwi, yang juga Sekretaris Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPKBP2P) Kota Tegal.
Apalagi saat ini, untuk mendapatkan donor plasma konvalesen, banyak warga Kota Tegal yang kebingungan dan kesulitan ketika dokter akan memberi terapi dengan plasma konvalesen.
“Dicari orangnya susah, belum lagi nanti persyaratan yang harus dipenuhi,” ujarnya.

Agus Dwi menyampaikan bahwa dengan adanya Paguyuban Donor Plasma Konvalesen menandakan bahwa PMI Kota Tegal sudah bisa menerima pendonor plasma konvalesen.
Paguyuban Donor Plasma Konvalesen diketuai oleh dr Fikri El Mujahid, Sekretaris Hadi Purwanto, dan Bendahara Rina Zakaria.
Antibodi
Agus menjelaskan, salah satu untuk mendukung antibodi dengan cara memberikan antibodi yang sudah jadi asal memenuhi syarat sebagai pendonor, seperti berusia 18-60 tahun, berat badan minimal 55 kg (sebab, pengambilan darah konvensional dengan kantong 450 ml).
Selain itu, pemeriksaan tanda vital yang normal, yakni tekanan darah systole 90-160 mmHg, tekanan darah diastole 60-100 mmHg, denyut nadi sekitar 50-100 kali per menit, dan suhu tubuh kurang dari 37 derajat Celsius, terdiagnosis Covid-19 sebelumnya dengan real time PCR, sudah dinyatakan sembuh oleh rumah sakit.

Sekanjutnya, memiliki kadar Hemoglobin lebih dari 13.0 g/dL untuk pria dan lebih dari atau sama dengan 12.5 g/dL untuk wanita, tidak leukopenia, limfopenia, trombositopenia, neutrofil lymphocyte ratio (NLR) kurang dari atau sama dengan 3,13, serta konsentrasi protein darah total lebih dari 6 g/dL atau albumin darah normal lebih dari 3,5 d/dL.
“Hasil uji saring IMTL terhadap sifilis, hepatitis B dan C, serta HIV dengan CLIA/Elisa non-reakif, hasil uji saring terhadap hepatitis B dan C serta HIV dengan NAT non-reaktif 11. Hasil skrining terhadap antibodi golongan darah negatif, hasil pemeriksaan Golongan Darah ABO dan rhesus dapat ditentukan,” jelas Agus.
Masih ada syarat lainnya, seperti tidak memiliki riwayat transfusi sebelumnya, bersedia untuk menjalani prosedur plasmaferesis, dan untuk pendonor wanita dipersyaratkan belum pernah hamil dan tidak memiliki antibodi anti-HLA/anti-HNA (namun tidak telalu direkomendasikan).
Membantu Sesama
Wali Kota Tegal Dedy Yon Supriyono menyampaikan terima kasih kepada PMI Kota Tegal yang sudah cepat dan tepat mendeklarasikan Paguyuban Donor Darah Plasma Konvalesen.
“Ini artinya di masa pandemi ini semua pihak memang tergerak untuk membantu sesama, dalam hal ini adalah mereka yang pernah terpapar Covid-19 dan telah dinyatakan sembuh. Karena dari merekalah setetes plasma darah bisa menyelamatkan nyawa sesama. Dari merekalah keganasan virus Corona bisa dihentikan,” katanya.
Wali Kota Dedy Yon juga menyampaikan bahwa unit donor darah PMI Kota Tegal saat ini sangat membutuhkan bank plasma konvalesen.
“Sebab, salah satu terapi yang dianggap cukup ampuh adalah dengan menggunakan donor plasma konvalesen ini,” tandasnya.
Plasma konvalesen diperoleh dari orang yang sudah sembuh dari Covid-19 atau penyintas, yang selanjutnya diberikan kepada orang yang mengalami (kondisi) kritis akibat Covid-19.
“Semoga keikhlasan pendonor plasma termasuk perilaku mulia dan akan mendapatkan rida serta pahala dari Allah SWT. Aamiin ya rabbal aalamiin,” ungkap Dedy Yon.
Turut hadir dalam kesempatan ini, Sekretaris Daerah Kota Tegal Johardi dan para direktur rumah sakit se-Kota Tegal, PDDPKS PMI Kota Tegal, dan tamu undangan terkait.***