Guru adalah Pahlawan Kedua setelah Orangtua

“Jangan sekali-kali kita menyakitkan hati para guru-guru kita, karena bagi pelajar, ketakdiman adalah kunci utama untuk meraih kesuksesan,” tandas Muhammad Pandu Alam.

REPORTER: Mutabingun | EDITOR: Dwi Roma | TEMANGGUNG | obyektif.id

MENGISI kegiatan jelang penarikan praktik pengalaman lapangan (PPL), para mahasiswa PPL STAINU Temanggung, Jawa Tengah menggelar talkshow peringatan Hari Guru Nasional (HSN) 2020 secara dadakan.

Sebelumnya, mereka sempat menghelat talkshow bareng guru dan karyawan, saat peringatan Hari Pahlawan 2020, baru-baru ini.

Muhammad Pandu Alam. // KLIK gambar untuk menonton VIDEO Talkshow-nya!

Berkat ide dari Kepala SMA Islam Kandangan Hanif Masykuri, usai pertemuan dengan beberapa siswa dan mahasiswa PPL di kediamannya, talkshow Hari Pahlawan sukses digelar di ruang perpustakaan sekolah setempat, Kamis (5/11/2020).

Kala itu, kegiatan diawali dengan pengambilan video talkshow Peringatan Hari Jadi Ke-29 SMA Islam Kandangan, dilanjutkan dengan pengambilan video talkshow untuk peringatan Hari Pahlawan oleh mahasiswa.

Video talkshow itu diunggah di akun Youtube, kemudian di-share di grup-grup kelas whatsApp (WA) dan Facebook, tepat pada hari peringatan.

Ajakan Spontan

Namun ada yang sedikit berbeda dengan video talkshow Peringatan HGN kali ini.

Penggagas, Muhammad Novianto Dwi Kurniawan secara spontan mengajak teman-temannya menggelar talkshow, tanpa persiapan samasekali, Rabu (25/11/2020).

Empat mahasiswa PPL STAINU Temanggung sedang merencanakan talkshow dadakan Hari Guru Nasional (HGN) 2020. // KLIK gambar untuk menonton VIDEO Talkshow-nya!

Mendapuk Muhammad Pandu Alam, rekan mahasiswa PPL STAINU Temanggung sebagai narasumber, video talkshow HGN berhasil digarap dan langsung diunggah dan di-share ke beberapa grup WA dan Facebook kelas SMA Islam Kandangan.

Dalam acara bincang-bincang itu, Muhammad Pandu Alam mengajak para guru untuk mengenang tokoh pendidikan Ki Hajar Dewantara, yang sudah banyak berjasa di negeri ini.

Pahlawan Kedua

Dia juga menyampaikan maqolah dari Gus Yusuf, pengasuh Pondok Pesantren API Tegalrejo, Magelang, Jawa Tengah bahwa seorang guru adalah pahlawan kedua setelah orangtua.

“Pendidikan di Indonesia saat ini harus memiliki kultur budaya yang menyatukan, antara pendidikan yang bersifat jasmaniah dan pendidikan yang bersifat rohaniah,” jelasnya.

Tak hanya itu, untuk memaknai bahwa guru adalah sosok yang harus digugu (dipatuhi) lan ditiru (diteladani), menurutnya, guru harus memunyai dedikasi yang tinggi terhadap pendidikan di negeri ini.

“Menjadi guru tidak boleh hanya sekadar mengajar materi dengan tujuan memunyai penghasilan tinggi. Tapi, menjadi seorang guru hendaknya memunyai tujuan untuk mengimplementasikan cita-cita negara, yakni mencerdaskan kehidupan bangsa,” papar Muhammad Pandu Alam.

Di akhir talkshow, Muhammad Pandu Alam berpesan kepada para pelajar agar senantiasa menghormati para guru yang telah mendidik kita.

“Jangan sekali-kali kita menyakitkan hati para guru-guru kita, karena bagi pelajar, ketakdiman adalah  kunci utama untuk meraih kesuksesan,” tandasnya.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *