Terpikat, Menteri Sosial Borong Batik Ciprat

Batik Ciprat adalah satu karya penyandang disabilitas intelektual yang laris di pasaran, karena harganya terjangkau, sekitar Rp 160.000 per potong.

REPORTER: Budhy HP | EDITOR: Dwi Roma | TEMANGGUNG | obyektif.id

SEJUMLAH batik ciprat karya para disabilitas intelektual di Balai Besar Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Intelektual (BBRSPDI) Kartini di Temanggung diborong Menteri Sosial RI Juliari Batubara ketika berkunjung ke Temanggung, Selasa (3/11/2020) sore.

Mensos Juliari Batubara dan Dirjen Rehabilitasi Sosial Kemensos RI Harry Hikmat bersama rombongan tiba di Temanggung, Selasa sore, disambut Kepala Balai Besar Rehabilitasi Sosial Penyandang Disabilitas Intelektual Kartini Wena Sitepu bersama jajaran dan langsung meninjau tempat pembelajaran bagi disabilitas intelektual.

Ketua SWP Giri Kasih Kulonprogo Priyanti (kiri) memberi penjelasan batik ciprat kepada tamu anggota rombongan Menteri Sosial Juliari Batubara.

Di ruang pamer hasil kerajinan para penerima manfaat, dipajang berbagai karya penyandang disabilitas intektual, baik karya mereka yang ada di Temanggung maupun kelompok binaan yang disebut Shelter Workshop Peduli (SWP) dari berbagai kabupaten di Jawa Tengah.

Karya para penerima manfaat di SWP yang paling menonjol adalah batik ciprat.

Adapun SWP yang hadir dalam ruang pamer saat kunjungan Mensos adalah SWP Giri Kasih Kabupaten Kulonprogo, SWP Kulonprogo Bangkit Kabupaten Kulonprogo, SWP Dadi Mulya Kabupaten Banjarnegara, dan SWP Karya Barokah Kabupaten Wonogiri.

Melihat Langsung

Mensos Juliari Batubara melalui Dirjen Rehabilitasi Sosial pada Kemensos RI Harry Hikmat mengatakan, kunjungan Mensos bersama rombongan untuk melihat langsung proses rehabilitasi sosial bagi disabilitas intelektual BBRSPDI Kartini di Temanggung yang merupakan UPT Kemensos.

Hanung, instruktur batik ciprat BBRSPDI Kartini Temanggung menunjukkan aneka karya penyandang disabilitas intelektual.

“Melalui kunjungan ini bisa melihat langsung apa saja bentuk pelayanan yang diberikan di balai ini. Beliau mengapresiasi kepada semua pegawai, karena sudah bekerja dengan sungguh-sungguh, dengan hati dan dedikasi tinggi,” ungkap Harry Hikmat.

Dia mengapresiasi karya-karya penerima manfaat dari berbagai SWP di Jawa Tengah berupa aneka kerajinan, termasuk batik ciprat.

Semua keterampilan itu dikuasai para penerima manfaat atas ketelatenan dan kesungguhan para pegawai BBRSPDI Kartini maupun para relawan yang membantu memberikan bimbingan di SWP.

Relawan Pendamping

Ketua SWP Giri Kasih Kabupaten Kulonprogo Priyanti kepada obyektif.id mengatakan, dia bersama rekan-rekannya di SWP merupakan relawan yang selalu mendampingi para penerima manfaat dalam melakukan usaha produktif.

Batik Ciprat adalah satu karya yang laris di pasaran, karena harganya terjangkau, sekitar Rp 160.000 per potong.

“Para penyandang disabilitas intelektual sudah pintar membatik, membuat tas kain, membuat keset dari kain dan lainnya, namun tetap harus didampingi dalam proses pembuatannya,” jelas Priyanti.

Hanung, instruktur batik ciprat BBRSPI Kartini di Temanggung menjelaskan, metode yang digunakan untuk membimbing adalah Ajar Latih Ulang (ALU).

“Setiap hari anak-anak penerima manfaat itu diajari, kemudian dilatih berulang-ulang sampai mereka bisa,” tandasnya.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *