Sampah selalu bikin resah. Tapi di tangan Bank Sampah Anugrah Lestari, barang buangan itu jadi bernilai. Bahkan, langkah demi langkah, resah itu disemai menjadi berkah.

REPORTER/EDITOR: Dwi Roma | KENDAL | obyektif.id
BARU setahun terbentuk, Bank Sampah Anugrah Lestari, Desa Krajankulon, Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Kendal pelan-pelan mulai unjuk diri. Sedikit demi sedikit, resah itu disemai menjadi berkah.
Menjemput dari rukun tetangga (RT) ke RT, setiap Minggu, para pengurus bank sampah ini berhasil mengumpulkan rata-rata 40 kilogram sampah campuran per bulan.

Didukung dua armada pengangkut, sepeda motor roda tiga bantuan dari Dana Desa dan Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM), mereka tak kenal lelah memungut sampah. Ditunjang pula dengan aset dua timbangan gantung dan satu unit timbangan duduk.
Carik atau Sekretaris Desa Krajankulon Zulia Emarizti menjelaskan, Bank Sampah Anugerah Lestari didirikan, akhir 2019 silam, dengan didasari niat turut berpartisipasi mengurangi volume sampah yang dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA).

“Ya, meskipun persentasenya tak banyak, tapi setidaknya bisa mengurangi sampah yang dibawa ke TPA,” kata Zulia Emarizti, yang juga penasihat Bank Sampah Anugerah Lestari saat ikut mendampingi petugas penjemputan sampah di Bank Sampah Mugi Berkah yang dikelola RT 02/RW 12, Minggu (1/11/2020).
Selain Zulia, penjemputan sampah melibatkan tiga petugas, yang semuanya ibu-ibu. Ada Asadah, Sunita, dan Sri Rumiyati yang bertugas menimbang dan mencatat. Hanya pengendara roda tiga pengangkut, seorang bapak.
Bantuan Kotaku
Zulia menerangkan, Bank Anugerah Lestari berlokasi di Kampung Citran RT 4/RW 11, Desa Krajankulon. Bangunan yang ditempati merupakan bantuan dari Program Kota Tanpa Kumuh (Kotaku) 2019.

Di tempat ini, segala aktivitas bergulir. Saban hari, mulai pukul 9.00-14.00. Dari pengangkutan, pemilahan, penimbangan, hingga pencatatan.
Untuk mendukung aktivitas, terdapat gudang dan empat ruangan, masing-masing untuk penyimpanan sampah besi, kardus, botol, dan ruang tas kresek/plastik kemasan.

Sayang, semua belum sesuai harapan. Setidaknya, Bank Sampah Anugrah Lestari belum memiliki alat/mesin pencacah, untuk mendaur ulang sampah. Boleh jadi, karena pasokan sampah memang belum cukup banyak.
Belum Semua
Ketua Bank Sampah Anugrah Lestari Indrawati mengungkapkan, jumlah yang minim itu lantaran belum semua RT di Desa Krajankulon mau memilah sampah.
“Masih sedikit sekali. Masih sak kuku ireng thok. Belum apa-apa. Makanya, saya ingin dan terus mendorong agar semua RT di desa ini mau pilah sampah,” ujarnya.

Tercatat baru 10 RT yang berpartisipasi aktif dalam pemilahan sampah. Kampungh Sawahjati, RT 4 dan RT 5/RW 12 merupakan pemasok tertinggi.
Anugerah Lestari membeli sampah jenis plastik senilai Rp 150 per kg, kardus Rp 1.200, dan termahal jenis aluminium Rp 7.500 per kg. Sementara sisa-sisa sampah yang tak bisa bisa dikreasikan, dijual lagi ke pemulung langganan dari desa setempat.
Indrawati ingin personel bank sampah yang dipimpinnya terus mengembangkan kreasi sebanyak-banyaknya. Prinsip daur ulang (recycle) di sini memang masih sebatas membuat kreasi atau kerajinan dari sampah yang masih bisa digunakan.

Kreasi bunga yang sudah dan rutin dihasilkan Bank Sampah Anugrah Lestari, di antaranya bunga dari plastik botol softdrink berwarna, aneka tas dari plastik kemasan sachet, serta bunga dari tas kresek yang diseterika.
“Hasilnya belum seberapa. Kami juga masih bersifat pengabdian. Tapi saya yakin, kalau ini ditekuni, pasti bakal menghasilkan dan berbuah berkah,” cetus Indrawati.
Meski begitu, Bank Sampah Anugrah Lestari toh sempat mendapat kunjungan dari sejumlah dinas dari Jakarta dan kota-kota lain, salah satunya Dinas Lingkungan Hidup (DLH).

Jika anggaran PKK senilai Rp 11 jutaan, khususnya yang dialokasikan untuk pengelolaan sampah turun, tahun depan, Indrawati bertekat menggelar pelatihan pembuatan ecobrick.
Ecobrick adalah botol plastik yang dikemas dengan plastik bekas, dengan kepadatan yang ditentukan. Ia berfungsi sebagai blok bangunan yang dapat digunakan kembali. Ecobrick bisa digunakan untuk memproduksi berbagai macam barang, termasuk furnitur, dinding taman, dan bangunan lainnya.***