“Kaliwungu kental dengan nuansa Islami, lantaran banyak berdiri pondok pesantren. Untuk itulah, identitas Kaliwungu sebagai Kota Santri perlu dipertahankan,” ungkap Ustaz Ali, Ahad (25/10/2020).

REPORTER/EDITOR: Dwi Roma | KENDAL | obyektif.id
KABUPATEN Kendal memiliki beberapa tempat yang kerap dihampiri oleh para wisatawan religi, di antaranya Masjid Agung Kendal, Makam Waliku, termasuk Makam KH Asy’ari (Kiai Guru), kemudian Makam Sunan Katong dan Makam Wali Syafa’ (Kiai Musyafa’).
Makam KH Asy’ari berada di Desa Protomulyo dan berada di daerah atas atau sering disebut Bukit Jabal. Makam tersebut biasanya ramai dikunjungi oleh para peziarah dari berbagai daerah.

KH Asy’ari atau biasa orang menyebut Kiai Guru, memiliki sejarah kental dengan Kaliwungu. Dia adalah ulama besar pada era 1780-an, sebagai penyebar agama Islam di jalur Pantura, khususnya Kendal.
Melihat besarnya animo masyarakat untuk berkunjung dan berziarah ke Kaliwungu, termasuk sejarah besar yang dimiliki Kota Santri ini, pada 2019 lalu, Pemerintah Kabupaten Kendal memberikan perhatian dengan meresmikan Gapura Wisata Religi.
Ketika menyambangi Makam Kiai Guru, nantinya peziarah bisa sekaligus menikmati suasana Kota Kaliwungu dari Bukit Jabal.
Kota Santri
Calon Bupati Kendal KH Ali Nurudin (Ustaz Ali), yang juga pengasuh Pondok Pesantren Jabal Nur mengatakan, Kabupaten Kendal memiliki wilayah yang disebut dengan Kota Santri, yang berada di wilayah Kecamatan Kaliwungu.

“Kaliwungu kental dengan nuansa Islami, lantaran banyak berdiri pondok pesantren. Untuk itulah, identitas Kaliwungu sebagai Kota Santri perlu dipertahankan,” ungkapnya, Ahad (25/10/2020).
Di samping itu, lanjut Ustaz Ali, di Kota Santri Kaliwungu juga terdapat makam para ulama. Ini yang menjadikan Kaliwungu menjadi destinasi wisata religi.
“Pesantren dan tradisi masyarakat yang sudah berlangsung turun-temurun, justru menjadi daya tarik bagi orang luar untuk berkunjung ke Kaliwungu,” ungkapnya.

Menurut Ustaz Ali, Kendal akan menjadi sentra ekonomi dan industri dengan pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), juga Tol Trans Jawa, dengan tiga pintu yang membuka akses ekonomi, industri, dan pariwisata bagi masyarakat Kendal.
“Kemajuan ini perlu diimbangi dengan pendidikan moral dan kearifan lokal masyarakatnya, di antaranya melalui pesantren,” imbuhnya.
Mengerti-Memahami
Sementara Ketua Tim Pemenangan Paslon Ali Nurudin-Yekti Handayani (NUrani) Muhammad Makmun mengatakan, besarnya potensi yang dimiliki Kendal, membutuhkan sosok pemimpin yang mengerti dan memahami kondisi masyarakatnya.

Makmun menjelaskan, sosok pemimpin itu yang bisa berinteraksi langsung dengan seluruh aspek kehidupan masyarakat Kendal.
“Putra daerah di sini menjadi penting untuk mengelola semua potensi Kendal, untuk kepentingan warganya. Putra daerah ini pula yang mengerti akar tradisi dan kearifan lokal masyarakat, yang berguna dalam menyusun kebijakan nantinya,” jelas Ketua DPC PKB Kabupaten Kendal ini.
Terkait dukungan terhadap pesantren, Makmun yang juga menjabat sebagai Ketua DPRD Kendal menambahkan, saat ini pihaknya tengah menggodok Raperda Pesantren.
“Dengan Perda Pesantren, pemerintah daerah bisa mendukung kelangsungan pesantren melalui anggaran di APBD. Dan kebetulan, Raperda ini merupakan prakarsa dari DPRD, terutama Fraksi PKB,” pungkas Makmun.***