Covid-19, Penjualan Ponsel ITC Roxy Mas Terjun Bebas

Hari ini, pengunjung yang lalu-lalang bisa dihitung jari. Tak sedikit SPG-SPB yang hanya duduk-duduk di depan gerai sembari ngobrol dengan rekan dan berkipas-kipas santai. Padahal malam Minggu, yang seharusnya ramai-ramainya.

REPORTER: Nihayatussyifa Yulina Vera | EDITOR: Dwi Roma

PERNAH ke ITC Roxy Mas? Bila pernah, pemandangan seperti ini bakal kerap kita temui…

“Silakan, Kakak, cari HP apa? Boleh tanya-tanya dulu, kok,” ujar sales promotion girl (SPG) dan sales promotion boy (SPB) handphone di mal yang dikenal sebagai pusat penjualan gadget terbesar di Indonesia.

Ya, model tawaran macam itu pasti bakalan banyak kita dengar ketika mulai memasuki International Trade Centre (ITC) Roxy Mas, Jakarta Pusat, yang dihuni banyak gerai atau toko-toko penjual ponsel berbagai merek: Realme, Xiaomi, Oppo, Coolpad, Vivo, Samsung, iPhone, dan lain-lain.

Terdampak pandemi Covid-19, ITC Roxy Mas, Jakarta Pusat yang kini terlihat lengang dan tenang.

Dari pantauan hari ini, pengunjung yang lalu-lalang bisa dihitung jari. Tak sedikit SPG-SPB yang hanya duduk-duduk di depan gerai sembari ngobrol dengan rekan dan berkipas-kipas santai. Padahal malam Minggu, yang seharusnya ramai-ramainya.

Akibat adanya pembatasan pengunjung mal, yang mengharuskan untuk mematuhi protokol kesehatan, jika semula kapasitas pengunjung 100 persen, kini menjadi tak lebih dari 50 persen setiap harinya.

Dirumahkan

Kondisi ini langsung berimbas pada tingkat penjualan di toko-toko, yang mengalami penurunan drastis alias terjun bebas. Dampak lanjutannya, banyak SPG-SPB yang dirumahkan sementara atau dengan sistem work from home (WFH).

Sejumlah sales counter hanya duduk-duduk lantaran sepi pembeli.

“Hari ini sepi banget. Biasanya dalam sehari bisa terjual 4 unit, bahkan lebih, hari ini dari pagi sampai malam hanya 1 HP saja,” ungkap salah satu promotor, Fangga Kumbara (27) saat berbincang dengan obyektif.id di Mal ITC Roxy Mas, Sabtu (24/10/2020) sore.

Fangga menceritakan, hari-hari sebelum adanya wabah Corona, mal ini masih ramai. Banyak pengunjung berdatangan. “Bahkan sehari bisa menjual sekitar 4 unit handphone. Namun setelah adanya wabah Covid-19, semua jadi menurun,” imbuhnya.

Sepi Pembeli

Senada, Eny (19) juga mengeluhkan bahwa hari ini dagangannya sepi pembeli. Tidak seperti biasanya.

“Jangankan pembeli, orang yang lalu-lalang untuk sekadar nanya-nanya aja nggak ada. Mungkin mereka takut ke mal karena Corona,” cetus Eny.

Fangga Kumbara (27), promotor ponsel yang “kesepian” pembeli.

Kondisi sepi ini juga dialami Yola (22), yang hari ini baru menjual satu unit ponsel sejak pagi.

Padahal, menurut Yola, rata-rata setiap hari biasa menjual 6 unit ponsel.

Yola berharap, kondisi seperti ini tak bertahan lama. “Saya sebagai pedagang, harapannya supaya ini cepat selesai. Cepat berlalu, supaya dagangannya bisa ramai lagi dan perekonomian membaik,” tuturnya.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *