“Sekarang waktu yang tepat. Seraya memperingati Hari Santri, kita semarakkan peringatan Hari Jadi Kota Semarang di momen Maulid Nabi,” ujar Ketua Fraksi PKB DPRD Kota Semarang Sodri yang juga tokoh Gerakan Pemuda Ansor ini.

REPORTER: Disyacitta N Pratidnia | EDITOR: Dwi Roma
MEMPERINGATI Hari Santri Nasional (HSN) 2020, Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (FPKB) DPRD Kota Semarang minta Pemkot memperingati Hari Jadi Kota Semarang versi Hijriyah, yakni 12 Maulud atau 12 Rabiul Awal.
Ketua Fraksi PKB DPRD Kota Semarang Sodri menyebutkan, dalam sejarah resmi pemerintah, Hari Jadi Kota Semarang ditetapkan berdasar peristiwa dinobatkannya kepala daerah pertama, yaitu Sunan Pandanaran sebagai Adipati Semarang. Penobatan itu terjadi pada 12 Maulud tahun 945 Hijriyah.
“Kita tahu, Demak Bintara adalah Kasultanan Islam. Penanggalannya memakai kalender Hijriyah. Sultan Hadiwijaya melantik Sunan Pandanaran menjadi Adipati Semarang itu pada 12 Maulud 945,” bebernya.
Selama ini, kata Sodri, pemerintah mengambil peristiwa itu dari penanggalan Masehi, yaitu 2 Mei 1547. Padahal Sultan Hadiwijaya yang melantik dan Sunan Kalijaga yang mendoakan pelantikan sang adipati, sengaja memilih tanggal 12 Maulud mengambil momen Maulid Nabi Muhammad.
“Sudah seharusnya Pemkot memperingati Hari Jadi Kota Semarang bersamaan dengan peringatan Maulid Nabi. Kembali ke semangat awal peristiwa yang diperingati,” tambahnya.

Sekarang ini, sambung Sodri, adalah momen sangat tepat, karena Oktober 2020 ini pas dengan Maulud 1442 Hijriyah.
“Sekarang waktu yang tepat. Seraya memperingati Hari Santri, kita semarakkan peringatan Hari Jadi Kota Semarang di momen Maulid Nabi,” ujar tokoh Gerakan Pemuda Ansor ini.
Wakil rakyat yang duduk di Komisi A DPRD Kota Semarang ini melanjutkan, FPKB meminta pemerintah membuat Perda Pondok Pesantren sebagai turunan dari UU Pesantren. Di perda itu, di antaranya mengatur pemberian beasantri untuk mendukung dan memberi penghargaan bagi santri berprestasi maupun yang kurang mampu.
Upacara Virtual
Peringatan HSN 2020 kali ini digelar terbatas. Karena masih masa pandemi Covid-19, Panitia HSN yang dibentuk PCNU bersama Pemkot Semarang, pagi tadi menggelar upacara secara virtual di Ruang Pantai “Situation Room” Kantor Walikota.
Pejabat Semantara (Pjs) Walikota Semarang Tavip Supriyanto bersama jajaran pemerintah serta para pengurus Nahdlatul Ulama (NU) Kota Semarang hadir di Situation Room, melakukan telekonferensi siaran langsung dengan para santri yang berbaris di pondok pesantren masing-masing.
Seluruh pondok pesantren di Kota Semarang mengikuti upacara virtual tersebut., melalui layar monitor di Situation Room.

Pjs Walikota Semarang Tavip Supriyanto dalam sambutannya mengatakan, santri telah membuktikan peran dan jasa sangat besar kepada negeri ini. Republik Indonesia lahir dari perjuangan para santri.
Dia juga mengajak para santri untuk senantiasa semangat belajar dan menjaga kebersihan lingkungan agar terjaga kesehatan bersama.
“Santri telah terbukti berbakti untuk negeri. Mari sama-sama ucapkan slogan peringatan Hari Santri Nasional, yaitu ‘Santri Sehat, Indonesia Kuat’,” ujar Tavip penuh semangat.
Usai upacara virtual, digelar dialog. Tavip melempar kuis kepada para santri secara online. Dia mengajukan dua pertanyaan. Kepada santri yang bisa menjawab, diberi hadiah.
Santri Teknologi
Di tempat sama, Ketua PCNU Kota Semarang H Anasom dalam sambutannya menyampaikan, santri masa kini mengalami zaman yang sangat berbeda dengan santri zaman dulu. Dulu para santri berjihad secara fisik dengan berperang melawan penjajah, santri saat ini berada dalam situasi perang teknologi, perang pemikiran.
Maka, kata Anasom, santri milenial atau zaman now harus gigih belajar, harus melek teknologi, dan tangguh menyusun argumen pemikiran.

“Santri saat ini merupakan golongan generasi Y, yaitu orang yang lahir antara tahun 1998 sampai 2010. Ini zaman serba teknologi. Perangnya adalah perang pemikiran. Maka santri harus siap menyesuaikan. Harus melek teknologi dan tangguh menyusun argumen,” tutur Anasom.
Rangkaian acara peringatan HSN Kota Semarang 2020 dilanjut nanti malam, yaitu istighotsah; doa bersama memohon dihapus bala’ (wabah). Ada perubahan tempat, sedianya di Masjid Jamik Podorejo Ngaliyan, dipindah di Masjid Al Kusuf komplek Balaikota Semarang. Plus dengan pembatasan jumlah jamaah.
Perubahan itu demi menjalankan protokol kesehatan untuk mencegah penyebaran penularan virus Corona.
Sebelumnya, peringatan HSN 2020 diawali peletakan batu pertama pembangunan NU Center di Podorejo, Ngaliyan. Lalu dirangkai aneka kegiatan organisasi NU maupun santri pondok pesantren, di antaranya lomba membaca kitab, pelatihan falak bagi takmir masjid, pelatihan Banser Siaga Bencana, Ujian Kenaikan Tingkat untuk pesilat Pagar Nusa, dan lainnya.***
