KEBIJAKAN yang ramah dari pemerintah dan perusahaan telekomunikasi bagi dunia pendidikan di tengah pandemi Covid-19 ini, merupakan angin segar sekaligus solusi untuk keberlangsungan pembelajaran secara daring.
GUBERNUR Jawa Tengah Ganjar Pranowo meminta perusahaan penyedia jasa telekomunikasi dan internet membantu pemerintah daerah menangani area yang tidak terjangkau jaringan komunikasi (blank spot) di daerah itu terkait pelaksanaan kegiatan belajar-mengajar (KBM) secara daring saat pandemi Covid-19.
“Saya minta kepada provider telekomunikasi, salah satunya Telkomsel untuk membantu soal coverage area telekomunikasi di Jawa Tengah, sehingga cerita-cerita haru anak-anak naik pohon, naik genting, dan ke puncak bukit untuk mencari sinyal saat belajar daring bisa diselesaikan,” katanya di Semarang, baru-baru ini.
Hal itu disampaikan oleh Ganjar kepada Direktur Network Telkomsel Hendri Mulya Syam yang datang memberikan bantuan berupa 700.000 Kartu Perdana Internet Merdeka Belajar yang masing-masing berisi kuota 10 GB.
Ganjar menyebut hingga saat ini masih banyak daerah di Jateng yang sulit mengakses internet, karena tidak terjangkau jaringan telekomunikasi.
Menurut dia, keluhan mengenai keterbatasan jaringan internet itu cukup banyak diterimanya selama pandemi Covid-19, sehingga meminta perusahaan penyedia jasa telekomunikasi untuk dapat memberikan solusi.
“Seandainya di area-area blank spot ini mesti segera diberikan solusi, maka solusi paling praktis apa. Tidak hanya pada Telkomsel, kalau provider lain mau membantu, maka pendidikan kita tidak terlalu tertinggal akibat pandemi Covid-19,” ujarnya.
Ganjar mengucapkan terima kasih atas bantuan dari Telkomsel yang nantinya akan membagikan kartu perdana gratis kepada siswa miskin di seluruh daerah Jateng.
“Ya, ini pucuk dicinta ulam pun tiba. Artinya banyak anak-anak kita selama ini mengeluhkan kesulitan kuota, hari ini Telkomsel datang memberikan bantuan 700.000 kartu perdana dengan isi 10 GB secara gratis. Ini tidak main-main, tentu kami sangat berterima kasih,” katanya.
Tidak menutup kemungkinan, lanjut Ganjar, para guru juga akan mendapatkan bantuan tersebut.
Direktur Network Telkomsel Hendri Mulya Syam menyatakan, pihaknya siap membantu Gubernur Ganjar dalam pemenuhan jaringan internet di sejumlah daerah yang belum terjangkau di Jateng dan siap membangun pemancar di daerah-daerah blank spot.
“Untuk area blank spot, seperti yang disampaikan Pak Ganjar, kami akan bangun coverage di sana. Harapannya bisa membantu masyarakat, khususnya untuk kebutuhan pendidikan,” ujarnya.
Terkait bantuan kartu perdana dan kuota internet itu, Hendri menyampaikan bahwa itu dilakukan untuk membantu masyarakat kurang mampu bisa mengakses pendidikan di saat proses pembelajaran jarak jauh.
BOS Beli Kuota

Sebelumnya, Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah Padmaningrum mengatakan, dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) bisa untuk membeli kuota internet bagi pelajar dan guru terkait pelaksanaan KBM secara daring.
“Memang diperbolehkan menggunakan dana BOS untuk pembelian kuota internet, bagi siswa dan guru dalam melaksanakan pembelajaran jarak jauh, tapi anggarannya disesuaikan dengan kemampuan sekolah. Di samping itu juga, ada peruntukan dana BOS yang lain sesuai aturannya,” katanya.
Dia menjelaskan bahwa biaya kuota internet untuk pembelajaran jarak jauh sudah diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 19 Tahun 2020, yakni diperbolehkan menggunakan dana BOS.
Dia mengungkapkan bahwa sejauh ini belum ada sumber anggaran khusus yang lain untuk pembelian kuota internet sebagai sarana pembelajaran jarak jauh bagi para pelajar.
“Belum ada anggaran lain, tapi masih kita musyawarahkan untuk mencari solusi-solusi,” ujarnya.
Terkait kendala yang dihadapi bagi siswa yang berada di lokasi yang sulit akses internet, dia mengambil langkah guru kunjung, yakni guru mengunjungi siswa-siswi untuk memberikan pelajaran.
“Guru bisa mengirim materi pelajaran ke siswa dan tugas, nanti dikirim ke gurunya jika sudah selesai. Memang ada daerah yang susah sinyal, tapi kami berupaya proses pembelajaran tetap bisa dilakukan,” katanya.
Sebelumnya, anggota Komisi E DPRD Provinsi Jawa Tengah Yudi Indras Wiendarto mendorong penggunaan dana BOS dari pemerintah untuk membeli gawai dan kuota internet yang diperlukan untuk keperluan pelaksanaan KBM secara daring saat pandemi Covid-19.
“Anggaran sarana prasarana pendidikan berupa seragam dibelikan saja telepon seluler, anggarannya bisa diambilkan dari dana BOS, kuota internet dibebaskan tanpa harus membeli agar tidak memberatkan orang tua para pelajar,” ujarnya.
Menurut dia, usulan penggunaan dana BOS untuk membeli gawai dan kuota internet bagi para pelajar, terutama yang mengalami keterbatasan ekonomi, saat pandemi Covid-19 itu wajar dan masuk akal dalam kondisi seperti sekarang. Selain itu, dana BOS yang berasal dari pemerintah pusat dan pemerintah daerah tersebut mencukupi untuk pembelian gawai dan kuota internet bagi para pelajar.*** 2NR